TUGAS NON AKADEMIS TEORI ORGANISASI UMUM 2
“Prospek Perekonomian Nasional”
Nama : Katrina Margareth
Kelas : 2KA21
NPM : 11108103
Program Studi Sistem Informasi
Universitas Gunadarma
2010
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyusun dan menyelesaikan tugas non akademis mata kuliah Teori Organisasi Umum 2 .
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Teori Organisasi Umum 2 . Atas tersusunnya Tugas ini, tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada:
a) Bapak Nurhadi (Dosen mata kuliah Teori Organisasi Umum 2) yang telah membimbing saya dalam menyusun tugas ini .
b) Kepada orang tua saya yang selalu memberi dukungan dan membantu dalam pengerjaan tugas ini.
c) Rekan-rekan 2KA21 dan semua pihak yang turut membantu saya sampai tugas ini dapat terselesaikan dengan baik, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Saya sadar bahwa tugas ini masih sangat jauh dari sempurna oleh karena itu seluruh kritik dan saran yang ada relavansinya dengan tugas ini akan saya terima dari pembaca .
Bekasi , Februari 2010
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi Indonesia melemah dan semakin besarnya ketidakpuasan masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu menyebabkan terjadinya demonstrasi besar-besaran yang dilakukan berbagai organ aksi mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia.
Pemerintahan Soeharto semakin disorot setelah Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 yang kemudian memicu Kerusuhan Mei 1998 sehari setelahnya. Gerakan mahasiswa pun meluas hampir diseluruh Indonesia. Di bawah tekanan yang besar dari dalam maupun luar negeri, Soeharto akhirnya memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
Era Pasca Soeharto atau Era Reformasi di Indonesia dimulai pada pertengahan 1998, tepatnya saat Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan digantikan wakil presiden BJ Habibie.
BAB II
ISI
2.1 Dinamika Ekonomi Indonesia 2007 & Prospeknya di Tahun 2008
Sejumlah kalangan seolah tidak percaya ketika Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga (Q-3) 2007 yang tumbuh 6,5%. Ini mengingat, situasi ekonomi di dalam negeri sedang dihantui oleh berbagai kondisi eksternal seperti krisis subprime mortagage di Amerika Serikat (AS) dan kenaikan harga minyak mentah dunia yang nyaris tembus US$100 per barel.
Penulis sendiri tidak terkejut dengan capaian tersebut. Di depan sekitar 50 wartawan ekonomi belum lama ini, penulis menyampaikan bahwa kinerja ekonomi Indonesia selama Q-3 2007 memang menunjukkan tanda-tanda yang tidak terpengaruh dengan gejolak eksternal tersebut. Gejolak subprime mortgage yang terjadi di AS misalnya, memang berpengaruh, tetapi hanya berhenti pada sektor keuangan di Indonesia (melalui pergerakan IHSG). Sementara itu, sektor riil tetap tumbuh seolah tidak terpengaruh sama sekali dengan hiruk pikuk di sektor keuangan.
Khusus mengenai gejolak kenaikan harga mentah, selama Q-3 memang belum memperlihatkan tanda-tanda mengkhawatirkan (meski berada di ksaran US$70-75 per barel). Tetapi, karena pergerakan harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) selama Q-2 dan Q-2 berkisar antara US$55-69, maka kenaikan harga minyak (ICP) selama kuartal ketiga tersebut tidak terlalu signifikan mengganggu asumsi harga minyak yang ditetapkan dalam APBN 2007. Dengan kata lain, dampak kenaikan harga minyak mentah pengaruhnya masih netral terhadap APBN selama Q-3. Penulis memperkirakan bahwa dampak kenaikan harga minyak mentah ini baru akan terlihat pada Q-4 2007.
2.2 Ekonomi 2008
Bagaimana dengan prospek perekonomian 2008? Sejumlah pihak menilai bahwa harga minyak mentah dunia akan terus naik. Satu prediksi menyatakan bahwa angka US$100 per barel tinggal menghitung hari. Prediksi lain menyatakan indikasi dari pasar future menunjukkan gejala kenaikan harga minyak hanya bersifat temporer. Harga WTI secara bertahap akan menuju kepada kisaran US$70 – US$80 per barel dalam jangka menengah.
Salah satu penyebab sulitnya memprediksi secara pasti harga minyak mentah ini adalah karena tingginya harga saat ini tidak seluruhnya disebabkan oleh adanya pelemahanUS$, ketegangan politik di Timur Tengah, dan berkurangnya kapasitas produksi minyak. Ditengarai ada unsur spekulasi yang ikut bermain di bursa berjangka global yang menginginkan harga minyak terus naik.
Dalam RAPBN 2008, dinyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi ditargetkan sebesar 6,8%. Pertumbuhan 6,8% terutama terutama diharapkan didukung oleh meningkatnya pertumbuhan investasi dan ekspor. Investasi diharapkan tumbuh 15,53%, konsumsi RT di atas 5%, konsumsi pemerintah 6,24%, ekspor 12,65% dan impor 17,81%.
Target pertumbuhan ini memang cukup berat, terlebih setelah bila melihat kinerja perekonomian hingga Q-3 2007 dimana laju investasi masih kurang dari 10% dan ekspor 7,8%. Namun demikian, angka 6,8% tetap realistis untuk dapat dicapai di tahun 2008. Sebab, melihat kinerja ekonomi Q-3 yang fantastis di tengah rendahnya laju pertumbuhan investasi, bila investasi dapat lebih didorong pertumbuhan ekonomi 2008 akan dapat tumbuh lebih tinggi lagi.
Khusus terkait dengan investasi ini, keterlibatan aktif dari instansi pusat, daerah, BUMN, perbankan, dan lembaga keuangan lainnya sangat penting untuk mendorong tumbuhnya sektor investasi ini. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah, mengingat masih terdapat keraguan dari para pengusaha akan kesinambungan dari proses pemulihan ekonomi yang sedang terjadi.
Satu hal lagi yang perlu kerja keras adalah bagaimana mengejar target lifting minyak sebesar 1,034 juta ditengah kinerja lifting minyak yang terus menurun selama 3 tahun terakhir ini.
Mengingat bahwa tantangan 2008 ini cukup berat, sudah semestinya kita fokus membenahi ekonomi dibandingkan larut dalam hiruk pikuk mempersiapkan diri menghadapi perebutan kekuasaan di tahun 2009 nanti.
2.3 Perkembangan Ekonomi Dunia dan Indonesia
Dinamika perekonomian Indonesia tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global dan
kawasan serta berbagai kemajuan dalam perbaikan, iklim investasi, infrastruktur, produktivitas dan daya saing (sisi penawaran) dalam negeri. Ekonomi dunia telah mampu tumbuh diatas 4% dalam lima tahun terakhir, lebih tinggi dari rata-rata historisnya.1 Perkembangan ini terutama didorong oleh pesatnya pertumbuhan ekonomi di negara berkembang (China dan India) serta kawasan Eropa. Tingginya pertumbuhan ekonomi dunia tersebut diiringi dengan volume perdagangan dunia yang juga tumbuh lebih tinggi dari tren jangka panjangnya.2 Sejalan dengan perkembangan ekonomi dunia tersebut, aliran Foreign Direct Investment (FDI) global juga meningkat pesat. Namun perkembangan ekonomi dunia yang impresif ini dibayangi dengan melambungnya harga minyak dan non-minyak dunia. Terus naiknya harga komoditas dan tetap tingginya pertumbuhan ekonomi dunia menyebabkan tekanan inflasi dunia meningkat.
Tekanan inflasi dunia yang meningkat seiring dengan harga komoditas yang masih tinggi
direspons secara bervariasi oleh bank sentral di beberapa negara. Disamping tekanan inflasi,
beberapa bank sentral tampaknya juga mempertimbangkan kondisi stabilitas pasar
keuangan dan prospek pertumbuhan ekonomi domestiknya. Bank sentral Amerika Serikat (The
Fed) memberi bobot yang tinggi pada pemulihan krisis di pasar keuangan dan stimulus
perekonomian domestik, yang terlihat dari agresivitas penurunan Fed Fund Rate menjadi 3%
pada Januari 2008. Sebaliknya, bank sentral Uni Eropa (ECB) dan Jepang (BOJ) tampaknya lebih memprioritaskan tekanan inflasi domestik sehingga memilih mempertahankan tingkat bunga. Dari sisi domestik, walaupun stabilitas ekonomi makro bisa dijaga, sejumlah masalah struktural, iklim investasi, infrastruktur, produktivitas dan daya saing (sisi penawaran) masih membayangi pencapaian pertumbuhan yang lebih cepat dan berkualitas. Hal ini antara lain karena struktur perekonomian pascakrisis lebih ditopang oleh konsumsi dan ekspor, sementara investasi belum menunjukkan peran yang signifikan. Belum pulihnya investasi ditunjukkan oleh menurunnya pangsa investasi terhadap PDB, terutama dialami oleh sektor terpenting dalam perekonomian Indonesia seperti industri pengolahan, pertanian dan pertambangan.
Dalam pada itu, pergerakan inflasi menunjukkan karakteristik yang berbeda antara periode sebelum dan sesudah krisis, dimana volatilitas inflasi jauh lebih tinggi pascakrisis. Kondisi di mana pertumbuhan ekonomi pascakrisis lebih rendah dan rata-rata inflasi yang sedikit lebih tinggi menunjukkan penawaran agregat yang mengindikasikan adanya permasalahan di sisi
penawaran (supply side constraints),3 sehingga menyebabkan perekonomian Indonesia lebih sensitif terhadap tekanan harga. Meskipun masih dibayangi berbagai permasalahan di atas, secara umum investor internasional menilai bahwa prospek usaha di Indonesia tetap baik dan Indonesia masih dianggap sebagai lokasi yang menarik untuk penempatan .
2.4 Prospek Ekonomi Indonesia 2008-2012
Secara umum, dengan asumsi pertumbuhan ekonomi dunia dan volume perdagangan dunia yang tetap tinggi, harga komoditas migas dan nonmigas yang masih pada level tinggi, kebijakan moneter dunia dan Indonesia yang relatif stabil, kondisi fiskal Indonesia yang masih mantap, serta aliran FDI ke Indonesia yang meningkat, perekonomian Indonesia 5 tahun ke depan diprakirakan akan semakin membaik dan berada dalam kisaran 7,4-8,0%. Sumber pertumbuhan ekonomi ini terutama adalah perbaikan iklim investasi yang akan mendorong masuknya aliran FDI secara signifikan hingga mencapai 1,5% PDB pada 2012, sehingga diharapkan pangsa investasi terus meningkat dan mencapai sekitar 30% PDB pada 2012. Selain itu, perdagangan intra-regional dalam kawasan ASEAN dan Asia Pasifik diperkirakan masih menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang signifikan dalam jangka menengah.
Dari sisi domestik, kebijakan moneter yang tetap . disiplin dalam menjaga stabilitas ekonomi makro serta kebijakan fiskal yang masih bersifat stimulasi akan berperan penting dalam mendukung prospek perekonomian Indonesia dalam jangka menengah. Prakiraan pertumbuhan ekonomi di atas jelas membutuhkan prasyarat kebijakan struktural yang kokoh seperti perbaikan iklim investasi, pemberdayaan UMKM, reformasi sektor keuangan dan perbaikan infrastruktur.
Berbagai kondisi eksternal dan domestik yang kondusif tersebut diprakirakan akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan laju inflasi yang tetap terkendali. Stabilitas ekonomi makro yang terus terjaga dan potensi pasar yang besar menjadi daya tarik investor internasional untuk tetap melakukan investasi di Indonesia.8 Aliran masuk FDI yang terus meningkat diikuti dengan pesatnya pertumbuhan investasi yaitu dari kisaran 9,3% pada 2008 menjadi 13,0-15,0% pada 2012. Investasi yang meningkat pesat selanjutnya akan menaikkan (baca: perbaikan produksi dan distribusi) kapasitas perekonomian dari sisi penawaran sehingga pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat tercapai dari 6,2% pada 2008 menjadi 7,4-8,0% pada 2012, diiringi dengan menurunnya inflasi. Inflasi yang rendah yang dibarengi rencana kenaikan upah minimum menyebabkan daya beli riil masyarakat akan meningkat, sehingga konsumsi swasta diperkirakan akan tetap tumbuh tinggi mencapai 5,6-6,0% pada 2012. Kondisi eksternal yang masih kondusif menyebabkan kinerja ekspor Indonesia diprakirakan akan membaik dan aliran FDI global ke Indonesia terus meningkat sehingga neraca pembayaran tetap mantap dan nilai tukar masih dapat cenderung stabil. Berbagai pembenahan struktural yang dilaksanakan Pemerintah, seperti perbaikan infrastruktur, perizinan, bea cukai dan perpajakan diperkirakan memberikan dukungan yang cukup signifikan dalam meningkatkan daya saing produk ekspor Indonesia. Selain itu, maraknya aliran masuk FDI akan disertai perbaikan teknologi yang berdampak peningkatan produktivitas dan efisiensi. Namun, kenaikan ekspor dan maraknya kegiatan investasi akan diikuti oleh kenaikan impor barang dan jasa. Sebagai akibatnya surplus pada transaksi berjalan akan terus menurun. Namun demikian, adanya peningkatan aliran FDI global akan menjadi katup pengaman bagi kondisi neraca pembayaran yang mengalami tekanan tersebut. Relatif amannya neraca pembayaran yang didukung oleh membaiknya fundamental perekonomian diprakirakan akan mampu menstabilkan nilai tukar. Pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, laju inflasi yang tetap terkendali, nilai tukar yang cenderung stabil, serta perbaikan sisi penawaran diprediksi akan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan tinggi yang didorong oleh meningkatnya kapasitas produksi akan mampu menyerap tambahan tenaga kerja sehingga tingkat pengangguran diproyeksikan turun menjadi 7,5-8,5% pada 2012. Meningkatnya penyerapan tenaga kerja yang dibarengi dengan inflasi yang terus menurun akan berdampak pada pengurangan tingkat kemiskinan. Berbagai capaian perbaikan propek perekonomian dalam jangka menengah tersebut pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana pendapatan per kapita masyarakat diharapkan meningkat dari USD 1.980 pada 2008 menjadi USD 2.950√3.000 pada 2012.
2.5 Tinjauan Terkini Perekonomian Dunia dan Indonesia
Lebih dari 80% output sektor pertanian primer dan merupakan komoditas input yang dominant terhadap sektor agro industri. Sementara berdasarkan kongres Ikatan Sarjana Ekonomi
Indonesia 2006 telah ditetapkan 5 komoditas unggulan pertanian yaitu kelapa sawit, kopi, karet,
coklat, serta ikan dan udang. Subsektor perkebunan kelapa sawit (CPO),karet, kakao, dan gula memiliki prospek yang cerah di pasar internasional dengan daya saing yang semakin meningkat. Tiga faktor fundamental yang mendasarinya yaitu keberhasilan pertemuan WTO di Hong Kong yang menyepakati bahwa semua bentuk subsidi ekspor pada sektor pertanian sudah
harus dihapuskan paling lambat tahun 2013, negara-negara pesaing menghadapi tekanan untuk
melakukan reformasi sektor pertanian dengan mengurangi dukungan harga, subsidi dan
proteksinya secara substansial serta kecenderungan kenaikan BBM. Pertumbuhan tahunan sektor pertambangan dan penggalian sangat berfluktuasi terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan pada sub sektor pertambangan migas. Peran sektor pertambangan walaupun relatif kecil dalam PDB (10,6% pada 2006) dan cenderung tumbuh lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi (5% pada 2006) namun berperan strategis dalam penyediaan energi
untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Di samping itu subsektor
pertambangan migas masih berperan besar dalam penerimaan APBN. Investasi di sektor pertambangan relatif rendah dibandingkan sektor lain (Rp 11 Triliun atau 2,6% pada 2007). Hal tersebut juga dikonfirmasi dengan data pemberian persetujuan PMDN dan PMA (BKPM), data kredit investasi serta hasil survei Price Waterhouse Cooper. Nilai PMDN dan PMA yang disetujui cenderung mengalami tren penurunan. Hasil survei dimaksud menyatakan bahwa pengeluaran investasi pada perusahaan pertambangan mineral dan batubara mengalami penurunan dan mulai menunjukkan perbaikan pada tahun 2002. Terdapat 10 komoditas unggulan di sektor
pertambangan yaitu minyak dan gas bumi di subsektor migas dan batubara, tembaga, emas,
perak, timah, nikel, bauksit dan bijih besi di subsektor non migas. Selain karena memiliki
linkage yang tinggi, komoditas-komoditas tersebut perlu didorong untuk meningkatkan
produksinya karena berdaya saing tinggi. Subsektor pertambangan migas masih
mendominasi proporsi sektor pertambangan (53% pada 2007) meskipun memiliki tren
menurun. Penurunan produksi migas perlu diwaspadai dengan jalan meningkatkan investasi
di sektor pertambangan sembari mengurangi tingkat konsumsi migas dalam negeri.
Sumber daya dan cadangan sektor pertambangan terutama batubara, gas, minyak
bumi masih cukup potensial untuk dikembangkan. Perkembangan produksi minyak mentah
menunjukkan tren penurunan dalam beberapa tahun terakhir akibat sumur-sumur sudah banyak
yang tua sementara pengembangan dalam skala yang luas sangat minim. Negara-negara non OPEC seperti Rusia, Angola, Brazil, Azerbaijan, AS, dan Kanada diperkirakan akan terus meningkatkan kapasitas produksi mereka. Pada subsektor migas masih dijumpai sejumlah hambatan yang terkait dengan kebijakan atau peraturan seperti pungutan pajak, ketentuan
dalam kontrak kerjasama, ketenagakerjaan, masalah sosial dan lingkungan hidup. Pada
subsektor nonmigas masih terdapat tantangan terkait dengan kebijakan lintas sektoral yang
tumpang tindih, implementasi otonomi daerah yang tidak mendukung, pungutan negara pajak
maupun non pajak, minimnya pembiayaan perbankan serta masalah yang terkait dengan
aspek sosial dan lingkungan hidup. Secara sektoral, penyumbang PDB terbesar
adalah sektor industri pengolahan (28% pada 2007) namun stok kapital neto tertinggi justru
dimiliki oleh sektor jasa (25,3%). Hal ini terkait dengan kebutuhan pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi di era globalisasi di segala bidang, misalnya untuk transaksi
keuangan. Secara umum peran sektor industri nonmigas dalam perekonomian nasional masih
dominan walaupun sempat mengalami penurunan selama periode krisis. Pada 2007,
pangsa sektor industri non migas ini mencapai 22,8% dari total PDB, dibandingkan pangsa
industri migas yang hanya 5,2%. Namun sektor ini tetap sensitif terhadap gejolak permintaan
eksternal, dan masih dilingkupi persoalan rendahnya daya saing serta rendahnya tingkat
investasi. Dilihat dari segi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja
maupun pemerataan pembangunan, peran ini masih lebih rendah dibandingkan pada periode
pra krisis. Hal ini disebabkan karakteristik industri nonmigas yang dominan dalam melayani pasar
domestik tetapi memiliki tingkat ketergantungan impor yang tinggi, sensitivitas sektor industri
terhadap gejolak permintaan eksternal yang masih tinggi, rendahnya daya saing, serta minimnya
tingkat investasi. Komoditas nonmigas yang memiliki daya saing dan nilai tambah cukup tinggi
antara lain Minyak Kelapa Sawit (CPO) serta beberapa komoditas tekstil dan TPT.
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis, secara umum dapat disimpulkan bahwa GDP per kapita berpengaruh secara positif dan signifikan pada peningkatan kinerja ekspor. Adanya kesepakatan pembentukan kawasan perdagangan bebas AFTA yang tergambar
dari variabel dummy AFTA juga menunjukkan hal serupa. Jarak sebagai
perwakilan biaya yang timbul dalam transportasi berpengaruh negatif terhadap peningkatan ekspor. Secara statistik, dengan adanya kesepakatan AFTA, kinerja ekspor negara-negara anggota meningkat dibandingkan sebelum menjalani kesepakatan, namun dalam kenyataan
hasilnya belum optimal. Hal ini terbukti dari pangsa ekspor intra-ASEAN yang pada 2006
hanya sebesar 24.9%, tidak berbeda jauh pada 1999 dengan pangsa 21.7%.4
Kemungkinan ini terjadi akibat ekonomi ASEAN yang cenderung lebih kompetitif
ketimbang komplementer. Persaingan yang terjadi semakin tajam melalui hambatan
non-tarif yang diterapkan untuk menjaga produk lokal. Indonesia perlu mengupayakan berbagai langkah agar hasil yang dipetik dari integrasi ekonomi kawasan benar-benar maksimal.
DAFTAR ISI
Daftar Isi………………………………………………………….. I
Kata Pengantar………………………………………………......II
Isi…………….......................................................................3-8
Bab 1 Pendahuluan
Bab 2 Isi
2.1 Dinamika Ekonomi Indonesia 2007 & Prospeknya di Tahun 2008
2.2 Ekonomi 2008
2.3 Perkembangan Ekonomi Dunia dan Indonesia
2.4 Prospek Ekonomi Indonesia 2008-2012
2.5 Tinjauan Terkini Perekonomian Dunia dan Indonesia
Bab 3 Penutup……………………………………………9
Daftar Pustaka…………………………………………………….10
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia, 2006, Outlook Ekonomi Indonesia 2006-2010, edisi Juli 2006, Bank Indonesia.
http://www.google.com
Senin, 17 Mei 2010
Tugas Akademis Teori Organisasi Umum 2 (Bab 1-4)
TUGAS AKADEMIS MAKALAH TEORI ORGANISASI UMUM 2
Nama : Katrina Margareth
Kelas : 2KA21
NPM : 11108103
Program Studi Sistem Informasi
Universitas Gunadarma
2010
DAFTAR ISI
Daftar Isi………………………………………………………….. I
Kata Pengantar………………………………………………......II
Isi…………….....................................................................3-32
Bab 1 Ruang Lingkup Ekonomi
1.1 Definisi dan Metodologi Ekonomi
1.2 Masalah Pokok Ekonomi dan Pengaruh Mekanisme Harga
1.3 Sistem Perekonomian
Latihan Soal Bab 1
Kunci Jawaban Bab
Bab 2 Penentuan Harga Permintaan dan Penawaran
2.1 Pengertian Permintaan dan Penawaran
2.2 Hukum Permintaan dan Penawaran
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran
2.4 Penentuan Harga Keseimbangan
Latihan Soal Bab 2
Kunci Jawaban Bab 2
Bab 3 & 4 Perilaku Konsumen
3.4.1 Pendahuluan
3.4.2 Pendekatan Perilaku Konsumen
3.4.2.1 Pendekatan Kardinal
3.4.2.2 Pendekatan Ordinal
3.4.3 Konsep Elastisitas
3.4.3.1 Harga
3.4.3.2 Silang
3.4.3.3 Pendapatan
Latihan Soal Bab 3 & 4
Kunci Jawaban Bab 3 & 4
Daftar Pustaka……………………………………………….33
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah mata kuliah Teori Organisasi Umum 2 .
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Teori Organisasi Umum 2 . Atas tersusunnya makalah ini, tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada:
a) Bapak Nurhadi (Dosen mata kuliah Teori Organisasi Umum 2) yang telah membimbing saya dalam menyusun makalah ini .
b) Kepada orang tua saya yang selalu memberi dukungan dan membantu dalam pengerjaan makalah ini.
c) Rekan-rekan 2KA21 dan semua pihak yang turut membantu saya sampai makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Saya sadar bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna oleh karena itu seluruh kritik dan saran yang ada relavansinya dengan makalah ini akan saya terima dari pembaca .
Bekasi , Februari 2010
Penyusun
Ruang Lingkup Ekonomi
1.4 Definisi dan Metodologi Ekonomi
1.5 Masalah Pokok Ekonomi dan Pengaruh Mekanisme Harga
1.6 Sistem Perekonomian
Nama : Katrina Margareth
Kelas : 2KA21
NPM : 11108103
1.1 Definisi dan Metodologi Ekonomi
1.1.1. Definisi dan Metodologi Ekonomi
Ilmu ekonomi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan liputannya . Suatu definisi yang secara ringkas menerangkan bidang studi ilmu ekonomi sama sekali tidak dapat dilakukan . Definisi ilmu tersebut selalu dihubungkan kepada keadaan ketidakseimbangan diantara kemampuan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa , dan keinginan masyarakat untuk mendapatkan barang dan jasa .
Jadi secara garis besar ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai individu-individu dan masyarakat membuat pilihan , dengan atau tanpa penggunaan uang , dengna menggunakan sumber-sumber yang terbatas – tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan dan mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi , sekarang dan dimasa datang , kepada berbagai individu dan golongan masyarakat.
1.2 Masalah Pokok Ekonomi dan Pengaruh Mekanisme Harga
1.2.1. Masalah Ekonomi
Adanya keterbatasan sumber daya seringkali menimbulkan kelangkaan . Kelangkaan sumber daya adalah bagian dari permasalahan ekonomi . Kebutuhan-kebutuhan manusia bersifat tidak terbatas , sedangkan sumber daya bersifat terbatas .
Setiap masyarakat ekonomi , setiap negara , menghadapi masalah ekonomi yang berbeda . Amerika Serikat dan Inggris menghadapi masalah beban jaminan social yang tinggi , Australia menghadapi masalah kekurangan tenaga kerja , Jepang meghadapi masalah minimnya sumber daya alam , China menghadapi masalah jumlah penduduk yang sangat besar. Sementara itu , Indonesia dan India menghadapi masalah pengangguran dan kemiskinan yang luas , Argentina menghadapi masalah kemerosotan nilai mata uangya , Meksiko menghadapi masalah hutang luar negeri , sementara singapura menghadapi kondisi wilayah yang sangat sempit .
Masalah ekonomi yang dihadapi oleh negara yang berbeda memerlukan penyelesaian yang berbeda pula . Akan tetapi , pada dasarnya masalah ekonomi yang dihadapi oleh berbagai negara adalah masalah keterbatasan sumber daya , padahal kebutuhan manusia tidak terbatas .
Masalah ekonomi yang paling mendasar adalah masalah yang berhubungan dalam menjawab tiga masalah penting , yaitu
a. Apa yang akan diproduksi (what to produce) , Karena sumber daya terbatas sementara kebutuhan tidak terbatas, maka tidak semua barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat dapat diproduksi. Suatu masyarakat ekonomi harus menentukan barang dan jasa apa saja yang akan diproduksi, barang dan jasa mana yang akan diprioritaskan, barang dan jasa apa yang akan diproduksi kemudian, serta barang dan jasa apa yang tidak dapat diproduksi. Ini merupakan masalah bagaimana mengalokasikan sumber daya yang ada (sumber daya alam, manusia, dan modal) ke dalam berbagai sektor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
b. Bagaimana memproduksinya (how to produce) , Metode produksi atau teknologi mana yang akan digunakan ? Di sini, diperlukan penggunaan metode produksi atau teknologi yang paling efisien, artinya yang dapat menghasilkan suatu barang dan jasa dengan pengorbanan (atau biaya) yang paling rendah. Ilmu ekonomi memandang teknologi sebagai faktor penting dalam proses produksi. Namun, masih banyak faktor penting yang harus dipertimbangkan, seperti skala produksi, kemampuan manajerial, iklim, kemampuan finansial, dan sikap mental.
c. Untuk siapa hasil produksi (to whom) , salah ekonomi tentang bagaimana hasil produksi dibagikan adalah masalah tentang keadilan dan pemerataan distribusi. Bagaimana memberi balas jasa atas warga yang bekerja lebih banyak daripada yang lainnya.Masalah distribusi juga terkat dengan pertanyaan bagaimana memberi jaminan kepada sebagian warga yang mendapatkan hasil produksi di dalam ekonomi, sekalipun tidak ikut berproduksi seperti anak-anak sekolah dan orang tua jompo. Keputusan untuk siapa barang dan jasa diproduksi berkaitan erat dengan konsep keadilan masyarakat yang bersangkutan. Bagi masyarakat egaliter, keadilan berarti setiap individu berhak mendapatkan barang dan jasa secara adil dalam jumlah yang sama, tetapi bagi masyarakat utilitarian yang dimaksud dengan adil adalah pembagian barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan masing-masing .
1.3 Sistem Perekonomian
1.3.1. Sistem ekonomi
Sistem ekonomi adalah metode berbeda yang digunakan untuk menjawab tiga masalah ekonomi yang mendasar . Sistem ekonomi yang berbeda akan menyebabkan perbedaan barang dan jasa yang diproduksi dalam hal jenis dan kuantitas . Sistem ekonomi yang berbeda juga menyebabkan perbedaan metode yang digunakan masyarakat untuk mensdistribusikan hasil produksi atau pendapatan di kalangan masyarakat . Sistem ekonomi juga sangat mempengaruhi bagaimana barang atau jasa diproduksi du dalam suatu masyarakat ekonomi .
Sistem ekonomi yang diterapkan setiap negara adalah berbeda . Meskipun setiap ngara menerapkan sistem ekonomi yang berbeda , seluruh sistem ekonomi dapat dibedakan menjadi tiga sistem murni (pure economic system) , yaitu sistem ekonomi tradisional , sistem ekonomi komando , sistem ekonomi pasar . Ketiga system ekonomi ini berbeda dalam hal bagaimana kegiatan ekonomi dikoordinasi dikalangan pelakunya .
1. Sistem Ekonomi Tradisional
Dalam ekonomi tradisional, kegiatan ekonomi umumnya dilakukan mengikuti kebiasaan, adat, dan tradisi.
Sistem ekonomi tradisional yang masih banyak dijalankan khususnya didaerah pedesaan atau di pulau-pulau terpencil memiliki segi positif dan negatif, yaitu sebagai berikut :
No. Segi Positif No. Segi Negatif
1 Kegiatan ekonomi didasarkan atas dorongan kebutuhan sendiri sehingga masayarakat tidak terbebani dengan target ataupun tekanan dari manapun 1 Tingkat kesejahteraan masyarakat masih rendah karena mereka melakukan kegiatan ekonomi hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup saja dan tidak pernah berorientasi pada keuntungan
2 Persaingan antara yang satu dengan yang lain tidak pernah ada karena mereka umumnya melakukan kegiatan ekonomi didasarkan pada adat atau kebiasaan 2 Sebagian besar mereka sulit untuk berkembang karena masih menolak adanya perbuhan yang dianggap tabu untuk dilakukan
3 Sumber daya alam masih tersedia cukup memadai untuk kebutuhan hidup mereka 3 Terkadang dalam aktifitasnya mereka tidak memperhitungkan penggunaan sumber daya alam karena merasa masih cukup dan memadai
Di dalam sistem ekonomi tradisional, jawaban atas tiga masalah adalah :
• What to produce à Mengikuti tradisi, kebiasaan, dan adat yang tidak banyak berubah
• How to produce à Mengikuti metode yang diwariskan turun temurun, menggunakan alat produksi yang juga diberikan secara turun temurun
• To whom à Mengikuti garis keturunan, keturunan bangsawan akan mendapatkan banyak dan keturunan masyarakat awam akan mendapatkan sedikit.
2. Sistem Ekonomi Komando
Di dalam sistem ekonomi komando, kegiatan ekonomi dilakukan oleh pemerintah sacara terpusat. Pemerintah menetukan apa saja yang akan diproduksi dan berapa banyak. Pemerintah juga menentukan metode produksi yang digunakan dan kepada siapa barang dan jasa tersebut didistribusikan. Dalam sistem ekonomi komando atau rencana terpusat, pemerintah menentukan bagaimana alokasi sumber daya dilakukan dan menetapkan siapa saja yang akan bekerja pada setiap produksi. Selanjutnya, pemerintah juga menentukan berapa banyak hasil produksi yang dapat diterima setiap rumah tangga.
Di dalam sistem ekonomi komando, jawaban atas tiga masalah ekonomi adalah :
• What to produce à Apa yang ditentukan pemerintah secara terpusat .
• How to produce à Menggunakan metode yang ditentukan pemerintah secara produksi milik pemerintah dan setiap warga adalah pegawai pemerintah .
• To whom à Sesuai jatah masing-masing yang ditentukan pemerintah.
Kemampuan produksi menjadi kelemahan utama dari sistem ekonomi komando. Penduduk didalam suatu negara dengan sistem ekonomi komando umumnya hidup dalam keadaan miskin dan sering menghadapi bahaya kelaparan.
3. Sistem Ekonomi Pasar
Dalam sistem ekonomi pasar, pemerintah tidak melakukan koordinasi dalam kegiatan ekonomi. Keputusan kegiatan ekonomi dilakukan oleh setiap anggota masyarakat secara bebas. Setiap orang adalah pelaku ekonomi dan setiap pelaku ekonomi bebas menentukan kegiatan ekonomi yang diinginkan.
Ekonomi digerakkan oleh mekanisme pasar, hubungan antara permintaan (demand) dan penawaran (supply). Setiap orang dapat menentukan barang dan jasa apa yang ingin diproduksi, lalu menjualnya ke pasar dan menerima uang. Dengan uang yang diperoleh, setiap orang dapat membeli barang dan jasa yang dibutuhkan. Karena setiap pelaku ekonomi bebas menentukan kegiatan ekonomi yang diinginkan, maka sistem ekonomi ini disebut juga sistem ekonomi pasar bebas (free market system).
Pemerintah tidak melakukan koordinasi tentang alokasi sumber daya maupun distribusi hasil produksi. Koordinasi terjadi melalui mekanisme harga. Harga yang terbentuk di pasar menjadi dasar keputusan seorang pelaku ekonomi sehingga sistem ekonomi pasar seringkali disebut juga sistem ekonomi harga (price system). Produsen juga bebas menjual barang dan jasa yang dihasilkan kepada setiap konsumen dan produsen akan memilih konsumen yang bersedia membayar hasil produksinya dengan harga paling tinggi. Disisi lain, konsumen bebas membeli barang dan jasa dari produsen yang diinginkan dan konsumen akan mencari produsen yang menjual barang dan jasa dengan harga paling murah.
Dalam ekonomi pasar, setiap pelaku ekonomi melakukan kegiatan ekonomi dengan motif ekonomimasing-masing, baik motif konsumsi maupun motif produksi. Setiap produsen bersaing dengan produsen lainnya dalam kegiatan produksi.produsen terus-menerus mencari metode produksi yang paling efisien untuk memaksimalkan keuntungannya.
Di dalam sistem ekonomi pasar, jawaban atas tiga masalah ekonomi adalah
• What to produce à Diputuskan oleh seluruh masyarakat secara bebas dengan motif ekonomi masing-masing. Masyarakat sebagai pelaku ekonomi akan melihat harga yang terjadi di pasar untuk menentukan barang dan jasa yang akan diproduksi dan berapa banyak jumlah yang akan diproduksi tersebut
• How to produce à Setiap produsen akan memilih metode produksi yang paling efisien untuk memaksimalkan keuntungan
• To whom à Setiap yang memberi kontribusi dalam kegiatan produksi akan memperoleh pendapatan dan pendapatan yang diterima akan digunakan untuk membeli barang dan jasa di pasar.
Sistem ekonomi pasar terbukti lebih baik dalam menciptakan kemakmuran ditengah masyarakat. Karena setiap individu melakukan kegiatan ekonomi dengan motif ekonomi pribadinya, maka setiap orang akan bekerja lebih keras daripada di dalam sistem ekonomi komando. Dalam mendistribusikan hasil produksi, ekonomi pasar menggunakan mekanisme pasar. Cara ini dapat menimbulkan eksploitasi pihak yang kuat terhadap yang lemah.
1. Diantara barang-barang dibawah ini , yang termasuk kebutuhan primer adalah …
a. TV
b. Tas
c. Roti
d. Mobil
e. Buku pelajaran
2. Berikut ini faktor-faktor yang mendorong timbulnya masalah ekonomi , yaitu …
a. Adanya permintaan dari masyarakat sebagai konsumen
b. Teknologi produksi yang masih sangat sederhana
c. Sulitnya distributor dalam mencari pangsa pasar
d. Terbatasnya sumber daya sebagai bahan baku
e. Tingginya harga bahan baku
3. Fajar mempunyai uang sebesar Rp.50.000,00 . Dengan uang itu , Fajar dapat membeli satu potong baju atau 2 buah buku sekolah dengan harga masing-masing Rp.25.000,00 . Ketika memutuskan untuk membeli 2 buah buku , biaya peluang yang timbul adalah …
a. Rp.50.000,00
b. Rp.25.000,00
c. Tidak dapat membeli satu potong baju
d. Tidak dapat membeli dua potong baju
e. Tidak ada
4. Berikut ini adalah contoh pemuas kebutuhan rohani , kecuali …
a. Rekreasi
b. Berdoa
c. Membahas masalah dengan orang tua
d. Mencukur rambut
e. Mengikuti organisasi siswa intra sekolah
5. kebutuhan rumah sakit , jalan , jembatan dan sekolah adalah jenis kebutuhan menurut …
a. waktunya
b. subjek yang membutuhkan
c. intensitasnya
d. sifatnya
e. semua salah
6. Salah satu penyebab kelangkaan sumber daya adalah …
a. Keserakahan manusia dalam memenuhi kebutuhannya
b. Perusakan alam dan habitat alam
c. Akibat dari canggihnya teknologi
d. Permintaan kebutuhan manusia yang tidak simbang dengan pemeliharaan alam
e. Factor alam , karena suatu saat alam pasti akan musnah
7. Dari pernyataan dibawah ini , yang tidak benar adalah …
a. Alokasi sumber daya dapat dilakukan dengan mekanisme pasar
b. Alokasi sumber daya dapat dilakukan dengan perencanaan pemerintah
c. Alokasi sumber daya dapat dihasilkan dari kegiatan produksi
d. Alokasi sumber daya dilakukan karena sumber daya bersifat terbatas
e. Alokasi sumber daya dilakukan karena kebutuhan manusia bersifat tidak terbatas
8. Berikut ini yang bukan menjadi masalah dasar ekonomi adalah …
a. Untuk siapa barang diproduksi
b. Bagaimana cara meningkatkan kapasitas produksi
c. Bagaimana cara memproduksi barang dan jasa
d. Berapa banyak barang dan jasa harus diproduksi
e. Bagaimana cara mendistribusikan hasil produksi
9. Berikut ini merupakan cirri-ciri dari system ekonomi komando , kecuali …
a. Tingkat efisiensi rendah
b. Masyarakat tidak termotivasi untuk bekerja keras
c. Pemerintah sering melakukan pelanggaran hak asasi manusia
d. Setiap warga negara adalah pegawai pemerintah
e. Ekonomi digerakan oleh mekanisme pasar
10. Dari istilah berikut , yang bukan termasuk istilah dalam ekonomi pasar adalah …
a. Free market system
b. Price system
c. Sistem ekonomi pasar bebas
d. Sistem ekonomi harga
e. Mix economy
1. c. roti
2. a. adanya permintaan dari masyarakat sebagai konsumen
3. c. tidak dapat membeli satu potong baju
4. d. mencukur rambut
5. b. subjek yang membutuhkan
6. d. permintaan kebutuhan manusia yang tidak seimbang dengan pemeliharaan
7. b. alokasi sumber daya dapat dilakukan dengan perencanaan pemerintah
8. e. bagaimana cara mendistribusikan hasil produksi
9. b. masyarakat tidak termotivasi untuk bekerja keras
10. e. mix economy
Penentuan Harga Permintaan dan Penawaran
2.5 Pengertian Permintaan dan Penawaran
2.6 Hukum Permintaan dan Penawaran
2.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran
2.8 Penentuan Harga Keseimbangan
Nama : Katrina Margareth
Kelas : 2KA21
NPM : 11108103
2.1 Pengertian Permintaan dan Penawaran
2.1.1. Permintaan
Permintaan adalah jumlah barang yang diminta atau ingin dibeli pada tingkat harga tertentu dan selama jangka waktu tertentu . Definisi permintaan disini mengandung empat pengertian penting , yaitu sbagai berikut :
1. Jumlah permintaan adalah jumlah permintaan seluruh pembeli , atau permintaan pasar , bukannya permintaan satu individu .
2. Permintaan adalah jumlah barang yang ingin dibeli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu , bukan jumlah yang benar-benar dibeli .
3. Permintaan atau jumlah yang ingin dibeli disini merupakan permintaan efektif , yang berarti merupakan permintaan yang disertai daya beli .
4. Permintaan merupakan konsep alir (flow concept) yang berarti bahwa permintaan harus selalu disajikan dalam periode waktu tertentu , misalnya satu bulan atau satu tahun .
2.1.2. Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang yang ditawarkan atau ingin dijual pada tingkat harga tertentu selama periode waktu tertentu . Sebagaimana halnya permintaan , penawaran juga mengandung tiga pengertian penting , yaitu :
1. Jumlah penawaran merupakan jumlah penawaran dari seluruh penjual , bukan penawaran satu penjual .
2. Penawaran menunjukan jumlah yang ingin dijual oleh seluruh penjual pada berbagai tingkat harga , bukan jumlah yang benar-benar terjual .
3. Penawaran juga merupakan konsep alir yang menunjukan penawaran selama satu periode tertentu .
2.2. Hukum Permintaan dan Penawaran
2.2.1. Hukum Permintaan
Dengan asumsi ceteris paribus , para ahli ekonomi menyimpulkan bahwa permintaan atas suatu barang atau jasa adalah berbanding terbalik dengan harga barang itu sendiri . Semakin tinggi harga suatu barang , semakin rendah permintaan atas barang tersebut , dan semakin rendah harga suatu barang , maka semakin tinggi permintaannya . Kesimpulan ini sering disebut Hukum Permintaan .
2.2.2. Hukum Penawaran
Sekali lagi , dengan asumsi ceteris paribus , ilmu ekonomi membuat kesimpulan bahwa penawaran atas suatu barang atau jasa adalah berbanding lurus dengan harga barang itu sendiri . Semakin tinggi harga barang , semakin tinggi penawaran barang itu dan semakin rendah harga suatu barang , maka semakin rendah pula penawarannya . Kesimpulan ini sering disebut sebagai Hukum Penawaran .
2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran
2.3.1. Faktor Penentu Permintaan
Permintaan masyarakat atau konsumen suatu barang ditentukan oleh sejumlah faktor , yaitu :
1. Harga barang itu sendiri
2. Tingkat pendapatan masyarakat
3. Harga dari produk terkait (barang komplementer dan barang subtitusi)
4. Selera
5. Jumlah penduduk
6. Perkiraan atau ekspektasi harga di masa akan datang .
Faktor-faktor diatas secara bersama-sama akan menentukan besar kecilnya permintaan atas suatu barang atau jasa .
Dari seluruh faktor diatas , faktor yang paling menentukan permintaan atas suatu barang atau jasa adalah harga barang itu sendiri .
2.3.2. Faktor Penentu Penawaran
Tinggi rendahnya penawaran didalam suatu masyarakat ekonomi selama jangka waktu tertentu ditentukan oleh beberapa faktor , dan empat faktor yang terpnting adalah :
1. harga barang itu sendiri
2. harga faktor produksi , yaitu harga dari input atau masukan yang digunakan dalam kegiatan produksi
3. tujuan perusahaan
4. kondisi teknologi
Secara bersama-sama , keempat faktor diatas akan menentukan besarnya penawaran atas suatu barang atau jasa .
2.4 Penentuan Harga Keseimbangan
2.4.1. Proses Pembentukan Harga Keseimbangan
Secara logika , jika pnawaran lebih besar daripada permintaan , maka sebagian penjual akan menurunkan harga jual agar hasil produksinya terjual . Kemudian pembeli akan membeli barang dari penjual yang menawarkan dengan harga lebih murah . Akibatnya , penjual yang lain juga akan ikut menurunkan harga . Dengan kata lain , kondisi kelebihan penawaran akan menekan harga atau memaksa harga turun . Kondisi sebaliknya terjadi jika yang terjadi adalah kelebihan permintaan .
Harga di pasar akan terus menerus mengalami tekanan untuk turun spanjang jumlah penawaran masih lebih besar daripada permintaan . Apabila pada titik harga tertentu jumlah permintaan adalah sama dengan penawaran , maka harga tidak akan mengalami tekanan untuk turun lagi . Titik di mana jumlah permintaan sama dengan jumlah penawaran adalah titik keimbangan . Demikian juga sebaliknya jika terjadi tekanan permintaan . Harga akan terus terdorong untuk meningkat apabila jumlah permintaan masih lebih besar daripada jumlah penawaran . Apabila harga telah mencapai titik di mana permintaan sama dengan penawaran , maka harga tidak akan lagi terdorong untuk naik .
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran adalah sebagai berikut, kecuali …
a. tujuan perusahaan
b. harga barang itu sendiri
c. kondisi teknologi
d. harga faktor produksi
e. harga produk komplementer
2. Berikut ini merupakan bunyi dari hukum permintaan , yaitu …
a. Jika harga barang naik maka permintaan terhadap barang tersebut menjadi berkurang
b. Jika harga barang naik maka permintaan terhadap barang tersebut ikut naik
c. Jika harga barang naik maka permintaan terhadap barang tersebut tetap
d. Jika harga barang naik maka permintaan terhadap barang tersebut turun
e. Jika harga barang naik maka permintaan terhadap barang tersebut berubah
3. Harga yang terjadi karena adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli yang menunjukan jumlah yang diminta sama dengan yang ditawarkan disebut …
a. Harga jual
b. Haraga beli
c. Harga pokok
d. Harga keseimbangan
e. Harga penawaran
4. Cateris paribus mempunyai arti semua faktor lainnya bersifat …
a. Sama saja
b. Sama penting
c. Tetap
d. Saling mempengaruhi
e. Berubah
5. Biaya menurut taksiran seseorang adalah …
a. Harga pasar
b. Harga dasar
c. Harga subjektif
d. Harga objektif
e. Harga keseimbangan
6. Tabel 3.9
Permintaan dan penawaran kue donat perusahan roti mandiri
Harga Jumlah Permintaan Jumlah Penawaran
Rp.200,00 900.000 unit 300.000 unit
Rp.300,00 700.000 unit 500.000 unit
Rp.400,00 500.000 unit 700.000 unit
Rp.500,00 300.000 unit 900.000 unit
Harga keseimbangan dari tabel diatas adalah …
a. Rp.300,00
b. Rp.325,00
c. Rp.350,00
d. Rp.375,00
e. Rp.400,00
7. Jumlah barang dan jasa tertentu yang diminta konsumen pada berbagai tingkat harga dan pada waktu tertentu disebut …
a. Hukum permintaan
b. Kurva permintaan
c. Permintaan
d. Elastisitas permintaan
e. Grafik permintaan
8. Kenaikan harga faktor produksi akan menggeser kurva penawaran kearah …
a. Kanan bawah
b. Kiri atas
c. Kanan atas
d. Kiri bawah
e. Tidak tertentu
9. Penawaran bergeser , harga naik , dan produksi menurun . Kenaikan harga ini disebabkan oleh …
a. Bertambahnya penawaran
b. Kelebihan permintaan
c. Kenaikan biaya produksi
d. Perkembangan teknologi
e. Peningkatan kuantitas
10. Pernyataan berikut yang benar terkait dengan proses pembentukan harga keseimbangan adalah …
a. Kelebihan permintaan akan menekan harga untuk turun
b. Kelebihan penawaran akan mendorong harga untuk naik
c. Kelebihan permintaan akan mendorong penjual menawarkan lebih banyak barang
d. Kelebihan penawaran akan menekan harga untuk turun
e. Premi penjual akan mendorong harga menuju kepada keseimbangan
1. e. harga produk komplementer
2. a. Jika harga barang naik maka permintaan terhadap barang tersebut menjadi berkurang
3. d. Harga keseimbangan
4. d. Saling mempengaruhi
5. c. Harga subjektif
6. e. Rp.400,00
7. a. Hukum permintaan
8. c. Kanan atas
9. c. Kenaikan biaya produksi
10. d. Kelebihan penawaran akan menekan harga untuk turun
Perilaku Konsumen
3.4.1 Pendahuluan
3.4.2 Pendekatan Perilaku Konsumen
3.4.2.1 Pendekatan Kardinal
3.4.2.2 Pendekatan Ordinal
3.4.3 Konsep Elastisitas
3.4.3.1 Harga
3.4.3.2 Silang
3.4.3.3 Pendapatan
Nama : Katrina Margareth
Kelas : 2KA21
NPM : 11108103
3.4.1 Pendahuluan
3.4.1.1. Perilaku Konsumen
Konsumen adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan aktivitas konsumsi . Aktivitas konsumsi yang dilakukan konsumen dapat berupa kegiatan yang memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya . Efek dari aktivitas konsumsi ini adalah berkurangnya nilai barang sebagian atau seluruhnya .
Dalam aktivitas konsumsinya , konsumen harus memiliki penghasilan agar ia dapat memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan atau diinginkannya . Dengan kata lain , keinginan konsumen untuk mengkonsumsi barang atau jasa harus disesuaikan dengan kemampuan keuangannya .
Tingkat konsumsi seseorang bernbanding lurus dengan tingkat kesejahteraannya . Semakin banyak barang dan jasa yang dikonsumsi , maka semakin tinggi pula tingkat kesejahteraannya dan demikian pula sebaliknya .
Selain itu , perilaku konsumen memeiliki kaitan yang sangat erat dengan nilai guna (utility) barang ataupun jasa . Artinya , konsumen akan membeli suatu barang atau jasa karena barang atau jasa tersebut memiliki nilai guna bagi konsumen tersebut .
3.4.2 Pendekatan Perilaku Konsumen
3.4.2.1. Pendekatan Kardinal
Pendekantan kardinal menggunakan asumsi bahwa guna atau kepuasan seseorang tidak hanya dapat diperbandingkan , akan tetapi juga dapat diukur . Oleh karena itu menurut kenyataan kepuasan seseorang tidak dapat diukur maka asumsi tersebut dengan sendirinya dapat dikatakan tidak realistik . Inilah yang biasanya ditonjolkan sebagai kelemahan daripada teori konsumen yang menggunakan pendekatan cardinal , yang terkenal pula dengan sebutan teori konsumen dengan pendekatan marginal klasik atau marginal utility approach .
3.4.2.2. Pendekatan Ordinal
Pendekatan ordinal menggunakan asumsi yang lebih realistik . Dengan menggunakan konsepsi kurva tak acuh teori konsumen yang menggunakan pendekatan ordinal tersebut tidak lagi perlu menggunakan asumsi bahwa kepuasan atau guna seseorang dapat diukur . Sebaliknya kemungkinannya untuk tetap dapat diperbandingkan tinggi rendahnya kepuasan seseorang , dengan dipergunakannya konsepsi kurva tak acuh , masih dapat dipenuhi .
3.4.3 Konsep Elastisitas
→ Elastisitas Dalam Permintaan dan Penawaran
Elastisitas harga adalah suatu alat/konsep yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan/ respon perubahan jumlah/ kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhi.
Dalam hal ini pada dasarnya ada tiga variabel utama yang mempengaruhi, maka dikenal tiga elastisitas permintaan, yaitu :
1. Elastisitas harga
2. Elastisitas silang
3. Elastisitas pendapatan
3.4.3.1 Elastisitas Harga (The Price Elasticity of Demand)
Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun dan sebaliknya.
3.4.3.2 Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of Demand)
Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan.
3.4.3.3 Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.
1. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi masyarakat , kecuali …
a. Penghasilan
b. Harga barang
c. Selera
d. Tingkat pendidikan
e. Jumlah penduduk
2. Nilai dari suatu barang dipengaruhi oleh , kecuali …
a. Bentuk
b. Ukuran
c. Tempat
d. Waktu
e. Kepemilikan
3. Faktor produksi yang dibutuhkan oleh produsen untuk menghasilkan barang dan jasa adalah , kecuali …
a. Alam
b. Modal
c. Tenaga kerja
d. Keahlian
e. Tingkat pendidikan
4. Yang bukan faktor produksi adalah …
a. Tenaga kerja
b. Tanah atau pabrik
c. Pengusaha
d. kapital
e. Undang-undang
5. Aktifitas konsumsi mengakibatkan nilai barang menjadi …
a. Bertambah
b. Berkurang
c. Berkembang
d. Tinggi
e. Tidak berubah
6. Jika harga barang naik konsumsi masyarakat akan …
a. Turun
b. Naik
c. Tetap
d. Kadang turun , kadang naik
e. Seimbang
7. Jika tingkat pendidikan makin tinggi , konsumsi masyarakat akan …
a. Turun
b. Naik
c. Tetap
d. Kadang turun , kadang naik
e. Seimbang
8. Ikan yang baru saja diambil dari laut nilainya berbeda dengan ikan yang dijual di pasar . Perbedaan nilai ini disebabkan oleh …
a. Tempat
b. Bentuk
c. Ukuran
d. Kepemilikan
e. Waktu
9. Semakin kecil jumlah anggota keluarga maka pola konsumsi semakin …
a. Turun
b. Naik
c. Tetap
d. Kadang turun , kadang naik
e. Seimbang
10. Menjelang hari lebaran , Ibu selalu membelikan baju dan sepatu baru buat andi . Tindakan konsumsi yang dilakukan Ibu dipengaruhi oleh …
a. Selera
b. Pendapatan
c. Kebudayaan
d. Harga barang
e. Mode
11. Berikut adalah jasa yang ditawarkan oleh perbankan , kecuali …
a. Penyaluran kredit
b. Fasilitas ATM
c. Fasilitas perbankan melalui internet
d. Pengurangan pajak
e. Bunga deposito tinggi
12. Dengan mempelajari masalah konsumsi kita dapat menentukan …
a. Tujuan konsumsi
b. Pola konsumsi
c. Intensitas konsumsi
d. Tingkat konsumsi
e. Perilaku konsumsi
13. Berikut ini adalah hubungan perusahaan dengan luar negeri , yaitu …
a. Ekspor barang
b. Membuat UU ekspor
c. Permintaan bahan baku
d. Pajak impor
e. Hubungan multilateral
14. Peranan pemerintah dalam perekonomian adalah , kecuali …
a. Menyediakan fasilitas publik
b. Membuat aturan perundang-undangan
c. Penyedia faktor produksi
d. Menjamin persaingan usaha berjalan sehat dan lancer
e. Mengenakan pajak atau subsidi
15. Bentuk balas jasa faktor produksi dari perusahaan adalah …
a. Kenaikan pangkat
b. Upah
c. Pengurangan pajak
d. Peningkatan subsidi
e. Penghargaan trofi
16. Semakin banyak faktor produksi yang dimiliki oleh seseorang pengusaha maka …
a. Produksi meningkat
b. Konsumsi menurun
c. Produksi sama saja
d. Konsumsi meningkat
e. Produksi dan konsumsi meningkat
17. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi masyarakat , kecuali …
a. Penghasilan
b. Harga barang
c. Selera
d. Tingkat pendidikan
e. Jumlah penduduk
18. Dibawah ini merupakan pengertian dari konsumsi , yaitu …
a. Kegiatan yang memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup konsumen
b. Kegiatan yang memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup produsen
c. Kegiatan yang memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup pengusaha
d. Kegiatan yang memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup produsen dan konsumen
e. Tidak ada jawaban yang benar
19. Berikut ini pengertiaan dari faktor produksi alam , yaitu …
a. Seluruh karunia dan ciptaan Tuhan yang dapat digunakan untuk produksi seperti tanah , air , barang tambang , dan iklim
b. Seluruh ciptaan manusia yang dapat digunakan untuk produksi
c. Seluruh barang yang dapat digunakan untuk produksi
d. Seluruh jasa yang dapat digunakan untuk produksi
e. Seluruh kemampuan dan sumber daya yang diberikan oleh alam untuk dimanfaatkan manusia
20. Arvandi selalu makan soto tiap hari minggu . Tetapi , setiap hari minggu yanti selalu makan bakso . Tindakan yang dilakukan oleh Arvandi dan Yanti merupakan kegiatan konsumsi yang dipengaruhi oleh faktor …
a. Kebudayaan
b. Selera
c. Harga barang
d. Pendapatan
e. Mode
1. e. Jumlah penduduk
2. b. Ukuran
3. e. Tingkat pendidikan
4. e. Undang-undang
5. b. Berkurang
6. a. Turun
7. b. Naik
8. –
9. a. Turun
10. c. Kebudayaan
11. d. Pengurangan pajak
12. a. Tujuan konsumsi
13. a. Ekspor barang
14. b. Membuat aturan perundang-undangan
15. b. Upah
16. e. Produksi dan konsumsi meningkat
17. e. Jumlah penduduk
18. a. Kegiatan yang memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup konsumen
19. a. Seluruh karunia dan ciptaan Tuhan yang dapat digunakan untuk produksi seperti tanah , air , barang tambang , dan iklim
20. b. Selera
DAFTAR PUSTAKA
Dalimunthe , Zuliani , Telisa Aulia F , Astri Wulandari , Alin Halimatussadiah , Sartika Djamaluddin , Evi noor Afifah , Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X , Widya Utama
http://www.google.com
Nama : Katrina Margareth
Kelas : 2KA21
NPM : 11108103
Program Studi Sistem Informasi
Universitas Gunadarma
2010
DAFTAR ISI
Daftar Isi………………………………………………………….. I
Kata Pengantar………………………………………………......II
Isi…………….....................................................................3-32
Bab 1 Ruang Lingkup Ekonomi
1.1 Definisi dan Metodologi Ekonomi
1.2 Masalah Pokok Ekonomi dan Pengaruh Mekanisme Harga
1.3 Sistem Perekonomian
Latihan Soal Bab 1
Kunci Jawaban Bab
Bab 2 Penentuan Harga Permintaan dan Penawaran
2.1 Pengertian Permintaan dan Penawaran
2.2 Hukum Permintaan dan Penawaran
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran
2.4 Penentuan Harga Keseimbangan
Latihan Soal Bab 2
Kunci Jawaban Bab 2
Bab 3 & 4 Perilaku Konsumen
3.4.1 Pendahuluan
3.4.2 Pendekatan Perilaku Konsumen
3.4.2.1 Pendekatan Kardinal
3.4.2.2 Pendekatan Ordinal
3.4.3 Konsep Elastisitas
3.4.3.1 Harga
3.4.3.2 Silang
3.4.3.3 Pendapatan
Latihan Soal Bab 3 & 4
Kunci Jawaban Bab 3 & 4
Daftar Pustaka……………………………………………….33
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah mata kuliah Teori Organisasi Umum 2 .
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Teori Organisasi Umum 2 . Atas tersusunnya makalah ini, tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada:
a) Bapak Nurhadi (Dosen mata kuliah Teori Organisasi Umum 2) yang telah membimbing saya dalam menyusun makalah ini .
b) Kepada orang tua saya yang selalu memberi dukungan dan membantu dalam pengerjaan makalah ini.
c) Rekan-rekan 2KA21 dan semua pihak yang turut membantu saya sampai makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Saya sadar bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna oleh karena itu seluruh kritik dan saran yang ada relavansinya dengan makalah ini akan saya terima dari pembaca .
Bekasi , Februari 2010
Penyusun
Ruang Lingkup Ekonomi
1.4 Definisi dan Metodologi Ekonomi
1.5 Masalah Pokok Ekonomi dan Pengaruh Mekanisme Harga
1.6 Sistem Perekonomian
Nama : Katrina Margareth
Kelas : 2KA21
NPM : 11108103
1.1 Definisi dan Metodologi Ekonomi
1.1.1. Definisi dan Metodologi Ekonomi
Ilmu ekonomi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan liputannya . Suatu definisi yang secara ringkas menerangkan bidang studi ilmu ekonomi sama sekali tidak dapat dilakukan . Definisi ilmu tersebut selalu dihubungkan kepada keadaan ketidakseimbangan diantara kemampuan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa , dan keinginan masyarakat untuk mendapatkan barang dan jasa .
Jadi secara garis besar ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai individu-individu dan masyarakat membuat pilihan , dengan atau tanpa penggunaan uang , dengna menggunakan sumber-sumber yang terbatas – tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan dan mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi , sekarang dan dimasa datang , kepada berbagai individu dan golongan masyarakat.
1.2 Masalah Pokok Ekonomi dan Pengaruh Mekanisme Harga
1.2.1. Masalah Ekonomi
Adanya keterbatasan sumber daya seringkali menimbulkan kelangkaan . Kelangkaan sumber daya adalah bagian dari permasalahan ekonomi . Kebutuhan-kebutuhan manusia bersifat tidak terbatas , sedangkan sumber daya bersifat terbatas .
Setiap masyarakat ekonomi , setiap negara , menghadapi masalah ekonomi yang berbeda . Amerika Serikat dan Inggris menghadapi masalah beban jaminan social yang tinggi , Australia menghadapi masalah kekurangan tenaga kerja , Jepang meghadapi masalah minimnya sumber daya alam , China menghadapi masalah jumlah penduduk yang sangat besar. Sementara itu , Indonesia dan India menghadapi masalah pengangguran dan kemiskinan yang luas , Argentina menghadapi masalah kemerosotan nilai mata uangya , Meksiko menghadapi masalah hutang luar negeri , sementara singapura menghadapi kondisi wilayah yang sangat sempit .
Masalah ekonomi yang dihadapi oleh negara yang berbeda memerlukan penyelesaian yang berbeda pula . Akan tetapi , pada dasarnya masalah ekonomi yang dihadapi oleh berbagai negara adalah masalah keterbatasan sumber daya , padahal kebutuhan manusia tidak terbatas .
Masalah ekonomi yang paling mendasar adalah masalah yang berhubungan dalam menjawab tiga masalah penting , yaitu
a. Apa yang akan diproduksi (what to produce) , Karena sumber daya terbatas sementara kebutuhan tidak terbatas, maka tidak semua barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat dapat diproduksi. Suatu masyarakat ekonomi harus menentukan barang dan jasa apa saja yang akan diproduksi, barang dan jasa mana yang akan diprioritaskan, barang dan jasa apa yang akan diproduksi kemudian, serta barang dan jasa apa yang tidak dapat diproduksi. Ini merupakan masalah bagaimana mengalokasikan sumber daya yang ada (sumber daya alam, manusia, dan modal) ke dalam berbagai sektor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
b. Bagaimana memproduksinya (how to produce) , Metode produksi atau teknologi mana yang akan digunakan ? Di sini, diperlukan penggunaan metode produksi atau teknologi yang paling efisien, artinya yang dapat menghasilkan suatu barang dan jasa dengan pengorbanan (atau biaya) yang paling rendah. Ilmu ekonomi memandang teknologi sebagai faktor penting dalam proses produksi. Namun, masih banyak faktor penting yang harus dipertimbangkan, seperti skala produksi, kemampuan manajerial, iklim, kemampuan finansial, dan sikap mental.
c. Untuk siapa hasil produksi (to whom) , salah ekonomi tentang bagaimana hasil produksi dibagikan adalah masalah tentang keadilan dan pemerataan distribusi. Bagaimana memberi balas jasa atas warga yang bekerja lebih banyak daripada yang lainnya.Masalah distribusi juga terkat dengan pertanyaan bagaimana memberi jaminan kepada sebagian warga yang mendapatkan hasil produksi di dalam ekonomi, sekalipun tidak ikut berproduksi seperti anak-anak sekolah dan orang tua jompo. Keputusan untuk siapa barang dan jasa diproduksi berkaitan erat dengan konsep keadilan masyarakat yang bersangkutan. Bagi masyarakat egaliter, keadilan berarti setiap individu berhak mendapatkan barang dan jasa secara adil dalam jumlah yang sama, tetapi bagi masyarakat utilitarian yang dimaksud dengan adil adalah pembagian barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan masing-masing .
1.3 Sistem Perekonomian
1.3.1. Sistem ekonomi
Sistem ekonomi adalah metode berbeda yang digunakan untuk menjawab tiga masalah ekonomi yang mendasar . Sistem ekonomi yang berbeda akan menyebabkan perbedaan barang dan jasa yang diproduksi dalam hal jenis dan kuantitas . Sistem ekonomi yang berbeda juga menyebabkan perbedaan metode yang digunakan masyarakat untuk mensdistribusikan hasil produksi atau pendapatan di kalangan masyarakat . Sistem ekonomi juga sangat mempengaruhi bagaimana barang atau jasa diproduksi du dalam suatu masyarakat ekonomi .
Sistem ekonomi yang diterapkan setiap negara adalah berbeda . Meskipun setiap ngara menerapkan sistem ekonomi yang berbeda , seluruh sistem ekonomi dapat dibedakan menjadi tiga sistem murni (pure economic system) , yaitu sistem ekonomi tradisional , sistem ekonomi komando , sistem ekonomi pasar . Ketiga system ekonomi ini berbeda dalam hal bagaimana kegiatan ekonomi dikoordinasi dikalangan pelakunya .
1. Sistem Ekonomi Tradisional
Dalam ekonomi tradisional, kegiatan ekonomi umumnya dilakukan mengikuti kebiasaan, adat, dan tradisi.
Sistem ekonomi tradisional yang masih banyak dijalankan khususnya didaerah pedesaan atau di pulau-pulau terpencil memiliki segi positif dan negatif, yaitu sebagai berikut :
No. Segi Positif No. Segi Negatif
1 Kegiatan ekonomi didasarkan atas dorongan kebutuhan sendiri sehingga masayarakat tidak terbebani dengan target ataupun tekanan dari manapun 1 Tingkat kesejahteraan masyarakat masih rendah karena mereka melakukan kegiatan ekonomi hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup saja dan tidak pernah berorientasi pada keuntungan
2 Persaingan antara yang satu dengan yang lain tidak pernah ada karena mereka umumnya melakukan kegiatan ekonomi didasarkan pada adat atau kebiasaan 2 Sebagian besar mereka sulit untuk berkembang karena masih menolak adanya perbuhan yang dianggap tabu untuk dilakukan
3 Sumber daya alam masih tersedia cukup memadai untuk kebutuhan hidup mereka 3 Terkadang dalam aktifitasnya mereka tidak memperhitungkan penggunaan sumber daya alam karena merasa masih cukup dan memadai
Di dalam sistem ekonomi tradisional, jawaban atas tiga masalah adalah :
• What to produce à Mengikuti tradisi, kebiasaan, dan adat yang tidak banyak berubah
• How to produce à Mengikuti metode yang diwariskan turun temurun, menggunakan alat produksi yang juga diberikan secara turun temurun
• To whom à Mengikuti garis keturunan, keturunan bangsawan akan mendapatkan banyak dan keturunan masyarakat awam akan mendapatkan sedikit.
2. Sistem Ekonomi Komando
Di dalam sistem ekonomi komando, kegiatan ekonomi dilakukan oleh pemerintah sacara terpusat. Pemerintah menetukan apa saja yang akan diproduksi dan berapa banyak. Pemerintah juga menentukan metode produksi yang digunakan dan kepada siapa barang dan jasa tersebut didistribusikan. Dalam sistem ekonomi komando atau rencana terpusat, pemerintah menentukan bagaimana alokasi sumber daya dilakukan dan menetapkan siapa saja yang akan bekerja pada setiap produksi. Selanjutnya, pemerintah juga menentukan berapa banyak hasil produksi yang dapat diterima setiap rumah tangga.
Di dalam sistem ekonomi komando, jawaban atas tiga masalah ekonomi adalah :
• What to produce à Apa yang ditentukan pemerintah secara terpusat .
• How to produce à Menggunakan metode yang ditentukan pemerintah secara produksi milik pemerintah dan setiap warga adalah pegawai pemerintah .
• To whom à Sesuai jatah masing-masing yang ditentukan pemerintah.
Kemampuan produksi menjadi kelemahan utama dari sistem ekonomi komando. Penduduk didalam suatu negara dengan sistem ekonomi komando umumnya hidup dalam keadaan miskin dan sering menghadapi bahaya kelaparan.
3. Sistem Ekonomi Pasar
Dalam sistem ekonomi pasar, pemerintah tidak melakukan koordinasi dalam kegiatan ekonomi. Keputusan kegiatan ekonomi dilakukan oleh setiap anggota masyarakat secara bebas. Setiap orang adalah pelaku ekonomi dan setiap pelaku ekonomi bebas menentukan kegiatan ekonomi yang diinginkan.
Ekonomi digerakkan oleh mekanisme pasar, hubungan antara permintaan (demand) dan penawaran (supply). Setiap orang dapat menentukan barang dan jasa apa yang ingin diproduksi, lalu menjualnya ke pasar dan menerima uang. Dengan uang yang diperoleh, setiap orang dapat membeli barang dan jasa yang dibutuhkan. Karena setiap pelaku ekonomi bebas menentukan kegiatan ekonomi yang diinginkan, maka sistem ekonomi ini disebut juga sistem ekonomi pasar bebas (free market system).
Pemerintah tidak melakukan koordinasi tentang alokasi sumber daya maupun distribusi hasil produksi. Koordinasi terjadi melalui mekanisme harga. Harga yang terbentuk di pasar menjadi dasar keputusan seorang pelaku ekonomi sehingga sistem ekonomi pasar seringkali disebut juga sistem ekonomi harga (price system). Produsen juga bebas menjual barang dan jasa yang dihasilkan kepada setiap konsumen dan produsen akan memilih konsumen yang bersedia membayar hasil produksinya dengan harga paling tinggi. Disisi lain, konsumen bebas membeli barang dan jasa dari produsen yang diinginkan dan konsumen akan mencari produsen yang menjual barang dan jasa dengan harga paling murah.
Dalam ekonomi pasar, setiap pelaku ekonomi melakukan kegiatan ekonomi dengan motif ekonomimasing-masing, baik motif konsumsi maupun motif produksi. Setiap produsen bersaing dengan produsen lainnya dalam kegiatan produksi.produsen terus-menerus mencari metode produksi yang paling efisien untuk memaksimalkan keuntungannya.
Di dalam sistem ekonomi pasar, jawaban atas tiga masalah ekonomi adalah
• What to produce à Diputuskan oleh seluruh masyarakat secara bebas dengan motif ekonomi masing-masing. Masyarakat sebagai pelaku ekonomi akan melihat harga yang terjadi di pasar untuk menentukan barang dan jasa yang akan diproduksi dan berapa banyak jumlah yang akan diproduksi tersebut
• How to produce à Setiap produsen akan memilih metode produksi yang paling efisien untuk memaksimalkan keuntungan
• To whom à Setiap yang memberi kontribusi dalam kegiatan produksi akan memperoleh pendapatan dan pendapatan yang diterima akan digunakan untuk membeli barang dan jasa di pasar.
Sistem ekonomi pasar terbukti lebih baik dalam menciptakan kemakmuran ditengah masyarakat. Karena setiap individu melakukan kegiatan ekonomi dengan motif ekonomi pribadinya, maka setiap orang akan bekerja lebih keras daripada di dalam sistem ekonomi komando. Dalam mendistribusikan hasil produksi, ekonomi pasar menggunakan mekanisme pasar. Cara ini dapat menimbulkan eksploitasi pihak yang kuat terhadap yang lemah.
1. Diantara barang-barang dibawah ini , yang termasuk kebutuhan primer adalah …
a. TV
b. Tas
c. Roti
d. Mobil
e. Buku pelajaran
2. Berikut ini faktor-faktor yang mendorong timbulnya masalah ekonomi , yaitu …
a. Adanya permintaan dari masyarakat sebagai konsumen
b. Teknologi produksi yang masih sangat sederhana
c. Sulitnya distributor dalam mencari pangsa pasar
d. Terbatasnya sumber daya sebagai bahan baku
e. Tingginya harga bahan baku
3. Fajar mempunyai uang sebesar Rp.50.000,00 . Dengan uang itu , Fajar dapat membeli satu potong baju atau 2 buah buku sekolah dengan harga masing-masing Rp.25.000,00 . Ketika memutuskan untuk membeli 2 buah buku , biaya peluang yang timbul adalah …
a. Rp.50.000,00
b. Rp.25.000,00
c. Tidak dapat membeli satu potong baju
d. Tidak dapat membeli dua potong baju
e. Tidak ada
4. Berikut ini adalah contoh pemuas kebutuhan rohani , kecuali …
a. Rekreasi
b. Berdoa
c. Membahas masalah dengan orang tua
d. Mencukur rambut
e. Mengikuti organisasi siswa intra sekolah
5. kebutuhan rumah sakit , jalan , jembatan dan sekolah adalah jenis kebutuhan menurut …
a. waktunya
b. subjek yang membutuhkan
c. intensitasnya
d. sifatnya
e. semua salah
6. Salah satu penyebab kelangkaan sumber daya adalah …
a. Keserakahan manusia dalam memenuhi kebutuhannya
b. Perusakan alam dan habitat alam
c. Akibat dari canggihnya teknologi
d. Permintaan kebutuhan manusia yang tidak simbang dengan pemeliharaan alam
e. Factor alam , karena suatu saat alam pasti akan musnah
7. Dari pernyataan dibawah ini , yang tidak benar adalah …
a. Alokasi sumber daya dapat dilakukan dengan mekanisme pasar
b. Alokasi sumber daya dapat dilakukan dengan perencanaan pemerintah
c. Alokasi sumber daya dapat dihasilkan dari kegiatan produksi
d. Alokasi sumber daya dilakukan karena sumber daya bersifat terbatas
e. Alokasi sumber daya dilakukan karena kebutuhan manusia bersifat tidak terbatas
8. Berikut ini yang bukan menjadi masalah dasar ekonomi adalah …
a. Untuk siapa barang diproduksi
b. Bagaimana cara meningkatkan kapasitas produksi
c. Bagaimana cara memproduksi barang dan jasa
d. Berapa banyak barang dan jasa harus diproduksi
e. Bagaimana cara mendistribusikan hasil produksi
9. Berikut ini merupakan cirri-ciri dari system ekonomi komando , kecuali …
a. Tingkat efisiensi rendah
b. Masyarakat tidak termotivasi untuk bekerja keras
c. Pemerintah sering melakukan pelanggaran hak asasi manusia
d. Setiap warga negara adalah pegawai pemerintah
e. Ekonomi digerakan oleh mekanisme pasar
10. Dari istilah berikut , yang bukan termasuk istilah dalam ekonomi pasar adalah …
a. Free market system
b. Price system
c. Sistem ekonomi pasar bebas
d. Sistem ekonomi harga
e. Mix economy
1. c. roti
2. a. adanya permintaan dari masyarakat sebagai konsumen
3. c. tidak dapat membeli satu potong baju
4. d. mencukur rambut
5. b. subjek yang membutuhkan
6. d. permintaan kebutuhan manusia yang tidak seimbang dengan pemeliharaan
7. b. alokasi sumber daya dapat dilakukan dengan perencanaan pemerintah
8. e. bagaimana cara mendistribusikan hasil produksi
9. b. masyarakat tidak termotivasi untuk bekerja keras
10. e. mix economy
Penentuan Harga Permintaan dan Penawaran
2.5 Pengertian Permintaan dan Penawaran
2.6 Hukum Permintaan dan Penawaran
2.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran
2.8 Penentuan Harga Keseimbangan
Nama : Katrina Margareth
Kelas : 2KA21
NPM : 11108103
2.1 Pengertian Permintaan dan Penawaran
2.1.1. Permintaan
Permintaan adalah jumlah barang yang diminta atau ingin dibeli pada tingkat harga tertentu dan selama jangka waktu tertentu . Definisi permintaan disini mengandung empat pengertian penting , yaitu sbagai berikut :
1. Jumlah permintaan adalah jumlah permintaan seluruh pembeli , atau permintaan pasar , bukannya permintaan satu individu .
2. Permintaan adalah jumlah barang yang ingin dibeli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu , bukan jumlah yang benar-benar dibeli .
3. Permintaan atau jumlah yang ingin dibeli disini merupakan permintaan efektif , yang berarti merupakan permintaan yang disertai daya beli .
4. Permintaan merupakan konsep alir (flow concept) yang berarti bahwa permintaan harus selalu disajikan dalam periode waktu tertentu , misalnya satu bulan atau satu tahun .
2.1.2. Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang yang ditawarkan atau ingin dijual pada tingkat harga tertentu selama periode waktu tertentu . Sebagaimana halnya permintaan , penawaran juga mengandung tiga pengertian penting , yaitu :
1. Jumlah penawaran merupakan jumlah penawaran dari seluruh penjual , bukan penawaran satu penjual .
2. Penawaran menunjukan jumlah yang ingin dijual oleh seluruh penjual pada berbagai tingkat harga , bukan jumlah yang benar-benar terjual .
3. Penawaran juga merupakan konsep alir yang menunjukan penawaran selama satu periode tertentu .
2.2. Hukum Permintaan dan Penawaran
2.2.1. Hukum Permintaan
Dengan asumsi ceteris paribus , para ahli ekonomi menyimpulkan bahwa permintaan atas suatu barang atau jasa adalah berbanding terbalik dengan harga barang itu sendiri . Semakin tinggi harga suatu barang , semakin rendah permintaan atas barang tersebut , dan semakin rendah harga suatu barang , maka semakin tinggi permintaannya . Kesimpulan ini sering disebut Hukum Permintaan .
2.2.2. Hukum Penawaran
Sekali lagi , dengan asumsi ceteris paribus , ilmu ekonomi membuat kesimpulan bahwa penawaran atas suatu barang atau jasa adalah berbanding lurus dengan harga barang itu sendiri . Semakin tinggi harga barang , semakin tinggi penawaran barang itu dan semakin rendah harga suatu barang , maka semakin rendah pula penawarannya . Kesimpulan ini sering disebut sebagai Hukum Penawaran .
2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran
2.3.1. Faktor Penentu Permintaan
Permintaan masyarakat atau konsumen suatu barang ditentukan oleh sejumlah faktor , yaitu :
1. Harga barang itu sendiri
2. Tingkat pendapatan masyarakat
3. Harga dari produk terkait (barang komplementer dan barang subtitusi)
4. Selera
5. Jumlah penduduk
6. Perkiraan atau ekspektasi harga di masa akan datang .
Faktor-faktor diatas secara bersama-sama akan menentukan besar kecilnya permintaan atas suatu barang atau jasa .
Dari seluruh faktor diatas , faktor yang paling menentukan permintaan atas suatu barang atau jasa adalah harga barang itu sendiri .
2.3.2. Faktor Penentu Penawaran
Tinggi rendahnya penawaran didalam suatu masyarakat ekonomi selama jangka waktu tertentu ditentukan oleh beberapa faktor , dan empat faktor yang terpnting adalah :
1. harga barang itu sendiri
2. harga faktor produksi , yaitu harga dari input atau masukan yang digunakan dalam kegiatan produksi
3. tujuan perusahaan
4. kondisi teknologi
Secara bersama-sama , keempat faktor diatas akan menentukan besarnya penawaran atas suatu barang atau jasa .
2.4 Penentuan Harga Keseimbangan
2.4.1. Proses Pembentukan Harga Keseimbangan
Secara logika , jika pnawaran lebih besar daripada permintaan , maka sebagian penjual akan menurunkan harga jual agar hasil produksinya terjual . Kemudian pembeli akan membeli barang dari penjual yang menawarkan dengan harga lebih murah . Akibatnya , penjual yang lain juga akan ikut menurunkan harga . Dengan kata lain , kondisi kelebihan penawaran akan menekan harga atau memaksa harga turun . Kondisi sebaliknya terjadi jika yang terjadi adalah kelebihan permintaan .
Harga di pasar akan terus menerus mengalami tekanan untuk turun spanjang jumlah penawaran masih lebih besar daripada permintaan . Apabila pada titik harga tertentu jumlah permintaan adalah sama dengan penawaran , maka harga tidak akan mengalami tekanan untuk turun lagi . Titik di mana jumlah permintaan sama dengan jumlah penawaran adalah titik keimbangan . Demikian juga sebaliknya jika terjadi tekanan permintaan . Harga akan terus terdorong untuk meningkat apabila jumlah permintaan masih lebih besar daripada jumlah penawaran . Apabila harga telah mencapai titik di mana permintaan sama dengan penawaran , maka harga tidak akan lagi terdorong untuk naik .
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran adalah sebagai berikut, kecuali …
a. tujuan perusahaan
b. harga barang itu sendiri
c. kondisi teknologi
d. harga faktor produksi
e. harga produk komplementer
2. Berikut ini merupakan bunyi dari hukum permintaan , yaitu …
a. Jika harga barang naik maka permintaan terhadap barang tersebut menjadi berkurang
b. Jika harga barang naik maka permintaan terhadap barang tersebut ikut naik
c. Jika harga barang naik maka permintaan terhadap barang tersebut tetap
d. Jika harga barang naik maka permintaan terhadap barang tersebut turun
e. Jika harga barang naik maka permintaan terhadap barang tersebut berubah
3. Harga yang terjadi karena adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli yang menunjukan jumlah yang diminta sama dengan yang ditawarkan disebut …
a. Harga jual
b. Haraga beli
c. Harga pokok
d. Harga keseimbangan
e. Harga penawaran
4. Cateris paribus mempunyai arti semua faktor lainnya bersifat …
a. Sama saja
b. Sama penting
c. Tetap
d. Saling mempengaruhi
e. Berubah
5. Biaya menurut taksiran seseorang adalah …
a. Harga pasar
b. Harga dasar
c. Harga subjektif
d. Harga objektif
e. Harga keseimbangan
6. Tabel 3.9
Permintaan dan penawaran kue donat perusahan roti mandiri
Harga Jumlah Permintaan Jumlah Penawaran
Rp.200,00 900.000 unit 300.000 unit
Rp.300,00 700.000 unit 500.000 unit
Rp.400,00 500.000 unit 700.000 unit
Rp.500,00 300.000 unit 900.000 unit
Harga keseimbangan dari tabel diatas adalah …
a. Rp.300,00
b. Rp.325,00
c. Rp.350,00
d. Rp.375,00
e. Rp.400,00
7. Jumlah barang dan jasa tertentu yang diminta konsumen pada berbagai tingkat harga dan pada waktu tertentu disebut …
a. Hukum permintaan
b. Kurva permintaan
c. Permintaan
d. Elastisitas permintaan
e. Grafik permintaan
8. Kenaikan harga faktor produksi akan menggeser kurva penawaran kearah …
a. Kanan bawah
b. Kiri atas
c. Kanan atas
d. Kiri bawah
e. Tidak tertentu
9. Penawaran bergeser , harga naik , dan produksi menurun . Kenaikan harga ini disebabkan oleh …
a. Bertambahnya penawaran
b. Kelebihan permintaan
c. Kenaikan biaya produksi
d. Perkembangan teknologi
e. Peningkatan kuantitas
10. Pernyataan berikut yang benar terkait dengan proses pembentukan harga keseimbangan adalah …
a. Kelebihan permintaan akan menekan harga untuk turun
b. Kelebihan penawaran akan mendorong harga untuk naik
c. Kelebihan permintaan akan mendorong penjual menawarkan lebih banyak barang
d. Kelebihan penawaran akan menekan harga untuk turun
e. Premi penjual akan mendorong harga menuju kepada keseimbangan
1. e. harga produk komplementer
2. a. Jika harga barang naik maka permintaan terhadap barang tersebut menjadi berkurang
3. d. Harga keseimbangan
4. d. Saling mempengaruhi
5. c. Harga subjektif
6. e. Rp.400,00
7. a. Hukum permintaan
8. c. Kanan atas
9. c. Kenaikan biaya produksi
10. d. Kelebihan penawaran akan menekan harga untuk turun
Perilaku Konsumen
3.4.1 Pendahuluan
3.4.2 Pendekatan Perilaku Konsumen
3.4.2.1 Pendekatan Kardinal
3.4.2.2 Pendekatan Ordinal
3.4.3 Konsep Elastisitas
3.4.3.1 Harga
3.4.3.2 Silang
3.4.3.3 Pendapatan
Nama : Katrina Margareth
Kelas : 2KA21
NPM : 11108103
3.4.1 Pendahuluan
3.4.1.1. Perilaku Konsumen
Konsumen adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan aktivitas konsumsi . Aktivitas konsumsi yang dilakukan konsumen dapat berupa kegiatan yang memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya . Efek dari aktivitas konsumsi ini adalah berkurangnya nilai barang sebagian atau seluruhnya .
Dalam aktivitas konsumsinya , konsumen harus memiliki penghasilan agar ia dapat memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan atau diinginkannya . Dengan kata lain , keinginan konsumen untuk mengkonsumsi barang atau jasa harus disesuaikan dengan kemampuan keuangannya .
Tingkat konsumsi seseorang bernbanding lurus dengan tingkat kesejahteraannya . Semakin banyak barang dan jasa yang dikonsumsi , maka semakin tinggi pula tingkat kesejahteraannya dan demikian pula sebaliknya .
Selain itu , perilaku konsumen memeiliki kaitan yang sangat erat dengan nilai guna (utility) barang ataupun jasa . Artinya , konsumen akan membeli suatu barang atau jasa karena barang atau jasa tersebut memiliki nilai guna bagi konsumen tersebut .
3.4.2 Pendekatan Perilaku Konsumen
3.4.2.1. Pendekatan Kardinal
Pendekantan kardinal menggunakan asumsi bahwa guna atau kepuasan seseorang tidak hanya dapat diperbandingkan , akan tetapi juga dapat diukur . Oleh karena itu menurut kenyataan kepuasan seseorang tidak dapat diukur maka asumsi tersebut dengan sendirinya dapat dikatakan tidak realistik . Inilah yang biasanya ditonjolkan sebagai kelemahan daripada teori konsumen yang menggunakan pendekatan cardinal , yang terkenal pula dengan sebutan teori konsumen dengan pendekatan marginal klasik atau marginal utility approach .
3.4.2.2. Pendekatan Ordinal
Pendekatan ordinal menggunakan asumsi yang lebih realistik . Dengan menggunakan konsepsi kurva tak acuh teori konsumen yang menggunakan pendekatan ordinal tersebut tidak lagi perlu menggunakan asumsi bahwa kepuasan atau guna seseorang dapat diukur . Sebaliknya kemungkinannya untuk tetap dapat diperbandingkan tinggi rendahnya kepuasan seseorang , dengan dipergunakannya konsepsi kurva tak acuh , masih dapat dipenuhi .
3.4.3 Konsep Elastisitas
→ Elastisitas Dalam Permintaan dan Penawaran
Elastisitas harga adalah suatu alat/konsep yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan/ respon perubahan jumlah/ kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhi.
Dalam hal ini pada dasarnya ada tiga variabel utama yang mempengaruhi, maka dikenal tiga elastisitas permintaan, yaitu :
1. Elastisitas harga
2. Elastisitas silang
3. Elastisitas pendapatan
3.4.3.1 Elastisitas Harga (The Price Elasticity of Demand)
Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun dan sebaliknya.
3.4.3.2 Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of Demand)
Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan.
3.4.3.3 Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.
1. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi masyarakat , kecuali …
a. Penghasilan
b. Harga barang
c. Selera
d. Tingkat pendidikan
e. Jumlah penduduk
2. Nilai dari suatu barang dipengaruhi oleh , kecuali …
a. Bentuk
b. Ukuran
c. Tempat
d. Waktu
e. Kepemilikan
3. Faktor produksi yang dibutuhkan oleh produsen untuk menghasilkan barang dan jasa adalah , kecuali …
a. Alam
b. Modal
c. Tenaga kerja
d. Keahlian
e. Tingkat pendidikan
4. Yang bukan faktor produksi adalah …
a. Tenaga kerja
b. Tanah atau pabrik
c. Pengusaha
d. kapital
e. Undang-undang
5. Aktifitas konsumsi mengakibatkan nilai barang menjadi …
a. Bertambah
b. Berkurang
c. Berkembang
d. Tinggi
e. Tidak berubah
6. Jika harga barang naik konsumsi masyarakat akan …
a. Turun
b. Naik
c. Tetap
d. Kadang turun , kadang naik
e. Seimbang
7. Jika tingkat pendidikan makin tinggi , konsumsi masyarakat akan …
a. Turun
b. Naik
c. Tetap
d. Kadang turun , kadang naik
e. Seimbang
8. Ikan yang baru saja diambil dari laut nilainya berbeda dengan ikan yang dijual di pasar . Perbedaan nilai ini disebabkan oleh …
a. Tempat
b. Bentuk
c. Ukuran
d. Kepemilikan
e. Waktu
9. Semakin kecil jumlah anggota keluarga maka pola konsumsi semakin …
a. Turun
b. Naik
c. Tetap
d. Kadang turun , kadang naik
e. Seimbang
10. Menjelang hari lebaran , Ibu selalu membelikan baju dan sepatu baru buat andi . Tindakan konsumsi yang dilakukan Ibu dipengaruhi oleh …
a. Selera
b. Pendapatan
c. Kebudayaan
d. Harga barang
e. Mode
11. Berikut adalah jasa yang ditawarkan oleh perbankan , kecuali …
a. Penyaluran kredit
b. Fasilitas ATM
c. Fasilitas perbankan melalui internet
d. Pengurangan pajak
e. Bunga deposito tinggi
12. Dengan mempelajari masalah konsumsi kita dapat menentukan …
a. Tujuan konsumsi
b. Pola konsumsi
c. Intensitas konsumsi
d. Tingkat konsumsi
e. Perilaku konsumsi
13. Berikut ini adalah hubungan perusahaan dengan luar negeri , yaitu …
a. Ekspor barang
b. Membuat UU ekspor
c. Permintaan bahan baku
d. Pajak impor
e. Hubungan multilateral
14. Peranan pemerintah dalam perekonomian adalah , kecuali …
a. Menyediakan fasilitas publik
b. Membuat aturan perundang-undangan
c. Penyedia faktor produksi
d. Menjamin persaingan usaha berjalan sehat dan lancer
e. Mengenakan pajak atau subsidi
15. Bentuk balas jasa faktor produksi dari perusahaan adalah …
a. Kenaikan pangkat
b. Upah
c. Pengurangan pajak
d. Peningkatan subsidi
e. Penghargaan trofi
16. Semakin banyak faktor produksi yang dimiliki oleh seseorang pengusaha maka …
a. Produksi meningkat
b. Konsumsi menurun
c. Produksi sama saja
d. Konsumsi meningkat
e. Produksi dan konsumsi meningkat
17. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi masyarakat , kecuali …
a. Penghasilan
b. Harga barang
c. Selera
d. Tingkat pendidikan
e. Jumlah penduduk
18. Dibawah ini merupakan pengertian dari konsumsi , yaitu …
a. Kegiatan yang memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup konsumen
b. Kegiatan yang memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup produsen
c. Kegiatan yang memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup pengusaha
d. Kegiatan yang memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup produsen dan konsumen
e. Tidak ada jawaban yang benar
19. Berikut ini pengertiaan dari faktor produksi alam , yaitu …
a. Seluruh karunia dan ciptaan Tuhan yang dapat digunakan untuk produksi seperti tanah , air , barang tambang , dan iklim
b. Seluruh ciptaan manusia yang dapat digunakan untuk produksi
c. Seluruh barang yang dapat digunakan untuk produksi
d. Seluruh jasa yang dapat digunakan untuk produksi
e. Seluruh kemampuan dan sumber daya yang diberikan oleh alam untuk dimanfaatkan manusia
20. Arvandi selalu makan soto tiap hari minggu . Tetapi , setiap hari minggu yanti selalu makan bakso . Tindakan yang dilakukan oleh Arvandi dan Yanti merupakan kegiatan konsumsi yang dipengaruhi oleh faktor …
a. Kebudayaan
b. Selera
c. Harga barang
d. Pendapatan
e. Mode
1. e. Jumlah penduduk
2. b. Ukuran
3. e. Tingkat pendidikan
4. e. Undang-undang
5. b. Berkurang
6. a. Turun
7. b. Naik
8. –
9. a. Turun
10. c. Kebudayaan
11. d. Pengurangan pajak
12. a. Tujuan konsumsi
13. a. Ekspor barang
14. b. Membuat aturan perundang-undangan
15. b. Upah
16. e. Produksi dan konsumsi meningkat
17. e. Jumlah penduduk
18. a. Kegiatan yang memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup konsumen
19. a. Seluruh karunia dan ciptaan Tuhan yang dapat digunakan untuk produksi seperti tanah , air , barang tambang , dan iklim
20. b. Selera
DAFTAR PUSTAKA
Dalimunthe , Zuliani , Telisa Aulia F , Astri Wulandari , Alin Halimatussadiah , Sartika Djamaluddin , Evi noor Afifah , Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X , Widya Utama
http://www.google.com
Tugas Non Akademis Teori Organisasi Umum 2
TUGAS NON AKADEMIS TEORI ORGANISASI UMUM 2
“Kredit Usaha Rakyat”
Nama : Katrina Margareth
Kelas : 2KA21
NPM : 11108103
Program Studi Sistem Informasi
Universitas Gunadarma
2010
DAFTAR ISI
Daftar Isi………………………………………………………….. I
Kata Pengantar………………………………………………......II
Isi…………….......................................................................4-9
Bab 1 Pendahuluan
Bab 2 Isi
2.1 Skim Kredit Usaha Rakyat
2.2 Kemajuan Yang Dicapai KUR
2.3 Kendala di Lapangan
2.4 Polemik di Masyarakat soal KUR
Bab 3 Penutup
Daftar Pustaka……………………………………………………10
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah mata kuliah Teori Organisasi Umum 2 .
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Teori Organisasi Umum 2 . Atas tersusunnya makalah ini, tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada:
a) Bapak Nurhadi (Dosen mata kuliah Teori Organisasi Umum 2) yang telah membimbing saya dalam menyusun makalah ini .
b) Kepada orang tua saya yang selalu memberi dukungan dan membantu dalam pengerjaan makalah ini.
c) Rekan-rekan 2KA21 dan semua pihak yang turut membantu saya sampai makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Saya sadar bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna oleh karena itu seluruh kritik dan saran yang ada relavansinya dengan makalah ini akan saya terima dari pembaca .
Bekasi , Maret 2010
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampai dengan akhir tahun 2006, jumlah unit UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Indonesia mencapai angka 48,8 juta unit usaha. Namun demikian, dari jumlah tersebut, yang telah memperoleh kredit dari perbankan hanya sekitar 39,06% atau 19,1 juta, sehingga sisanya sejumlah 29,7 juta sama sekali belum tersentuh perbankan. Dari sejumlah 48,8 juta UMKM tersebut ternyata 90 persennya adalah Usaha Mikro yang berbentuk usaha rumah tangga, pedagang kaki lima, dan berbagai jenis usaha mikro lain yang bersifat informal, di mana pada skala inilah paling banyak menyerap tenaga kerja (pro job) dan mampu menopang peningkatan taraf hidup masyarakat (pro poor).
Apabila tidak ada upaya khusus dari pemerintah, dikhawatirkan perbankan masih akan menghadapi kesulitan untuk dapat memberikan kredit kepada UMKM karena pada umumnya walaupun UMKM telah feasible namun belum bankable. Perbankan dituntut menerapkan manajemen risiko secara international best practices (Basel 2) yang tidak cocok dengan kondisi UMKM khususnya dan kondisi makro ekonomi Indonesia. Meskipun sebelum tahun 2007, cukup banyak program pemerintah yang ditujukan untuk mempercepat perkembangan UMKM melalui berbagai jenis kredit perbankan . sebagaimana tabel 1, namun perkembangan berbagai program tersebut tampaknya belum menarik minat perbankan sehingga dampaknya belum dirasakan secara signifikan oleh para pelaku UMKM di tingkat akar rumput (grass root).
Tabel 1: Berbagai Skim Kredit untuk Mengembangkan Sektor Riil
Mempertimbangkan kondisi tersebut, akhirnya Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Inpres No.6 tanggal 8 Juni 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM yang diikuti dengan adanya Nota Kesepahaman Bersama antara Departemen Teknis, Perbankan, dan Perusahaan Penjaminan yang ditandatangani pada tanggal 9 Oktober 2007 dengan ditandai peluncuran Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada UMKM. Akhirnya pada tanggal 5 November 2007, Presiden R.I Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan kredit bagi UMKM dengan pola penjaminan tersebut dengan nama Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kebijakan penjaminan kredit ini diharapkan akan dapat memberikan kemudahan akses yang lebih besar bagi para pelaku UMKM dan Koperasi yang telah feasible namun belum bankable.
BAB II
ISI
2.1. Skim Kredit Usaha Rakyat
KUR adalah Kredit Modal Kerja (KMK) dan atau Kredit Investasi (KI) dengan plafon kredit sampai dengan Rp500 juta yang diberikan kepada usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi (UMKM-K) yang memiliki usaha produktif yang akan mendapat penjaminan dari Perusahaan Penjamin. UMK & K harus merupakan usaha produktif yang layak2 (feasible), namun belum bankable. KUR mensyaratkan bahwa agunan pokok kredit adalah proyek yang dibiayai. Namun karena agunan tambahan yang dimiliki oleh UMKM-K pada umumnya kurang, maka sebagian di-cover dengan program penjaminan. Besarnya coverage penjaminan maksimal 70 % dari plafond kredit. Sumber dana KUR sepenuhnya berasal dari dana komersial Bank.
2.2. Kemajuan Yang Dicapai KUR
Sejak diluncurkan pada tanggal 5 November 2007, posisi jumlah KUR maupun jumlah debitor KUR terus menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan.
Tabel 5. Realisasi Penyaluran KUR Nasional per Mei 2008
2.3 Kendala di Lapangan
Walaupun KUR telah berhasil memberikan akses pembiayaan yang lebih baik kepada UMKM-K, namun di masa mendatang akselerasinya masih perlu ditingkatkan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dievaluasi kendala penyaluran KUR selama ini. Dari inventarisasi di lapangan, beberapa kendala penyaluran KUR antara lain:
Belum adanya pemahaman yang seragam terhadap skim KUR, baik oleh para petugas bank di lapangan maupun masyarakat, sehingga mungkin saja masih ada beberapa penyimpangan dan persepsi yang keliru tentang KUR, misalnya: tentang ketentuan agunan, persyaratan administrasi, sumber dana KUR, beroperasinya para calo KUR Mikro dsb.
Pemenuhan tenaga pemasaran KUR tidak bisa dilakukan seketika oleh perbankan namun harus dilakukan secara bertahap. Hal ini terjadi karena pemberian KUR harus dilaksanakan sesuai prinsip kehati-hatian dalam perbankan sehingga diperlukan kompetensi tenaga kerja yang sesuai.
Adanya perubahan kondisi makro-ekonomi, misalnya: kenaikan inflasi, kenaikan suku bunga, dll yang menyebabkan permintaan kredit menurun.
2.4. Polemik di Masyarakat soal KUR
Secara berurutan, harian Kompas (6 dan 7 Juni) memuat polemik tentang Kredit Usaha Rakyat (KUR), di mana para calon nasabah KUR mengeluh karena masih diminta agunan tambahan senilai 30% dari nilai kredit. Padahal sesuai kesepakatan antara pemerintah, perusahaan penjaminan kredit, dan perbankan dijelaskan bahwa nasabah KUR tidak perlu memberikan agunan tambahan. KUR adalah kredit sampai dengan Rp.500 juta yang diberikan oleh beberapa bank yang didukung dengan penjaminan kredit dari PT. Asuransi Kedit Indonesia (Askrindo) dan PT. Sarana Pengembangan Usaha (SPU) sebesar 70% dari nilai kredit, khusus untuk UMKM-K (Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi) yang feasible namun belum bankable.
Jika ditelaah lebih lanjut, timbulnya polemik penyediaan nilai agunan sebesar 30 persen dari nilai kredit sebenarnya disebabkan adanya benturan kepentingan yang berbeda antara pemerintah, perusahaan penjaminan kredit, perbankan, dan debitor. Dari sisi pemerintah, tentu saja penyaluran KUR sebanyak mungkin adalah indikator kunci keberhasilan pemerintah. Dari sisi perusahan penjaminan kredit, penyaluran KUR yang maksimum akan dapat memberikan penerimaan premi penjaminan semakin besar, juga jumlah Non Perfroming Loan (NPL) yang kecil (baca: klaim kredit macet kecil) merupakan indikator kesuksesan program penjaminan. Bagi perbankan, penyaluran KUR yang besar dengan NPL rendah merupakan bisnis yang menguntungkan. Sedangkan dari sisi debitor, memperoleh kredit dengan mudah dan (kalau perlu) tanpa agunan adalah impian para UMKM-K.
Pertanyaannya, apakah program KUR ini telah dapat mempertemukan kepentingan yang berbeda tersebut. Pemerintah telah memberikan jaminan melalui perusahaan penjaminan 70% dengan harapan perbankan akan lebih berani menyalurkan pinjaman. Namun demikian, jika tujuan pemerintah hanya pada besarnya nilai penyaluran kredit, maka seharusnya nilai penjaminan tidak hanya 70% namun 100%, sehingga tidak ada alasan lagi bagi perbankan untuk menolak permintaan kredit yang diajukan oleh UMKM-K walaupun tanpa adanya agunan tambahan. Jika ini yang dilakukan pemerintah maka UMKM-K dan perbankan akan sangat diuntungkan, namun hal ini akan menimbulkan moral hazard bagi mereka. Bagi perbankan, karena tidak ada risiko maka mereka akan dengan mudah untuk memberikan kredit tanpa adanya pertimbangan yang matang. Sedangkan bagi debitor, karena tidak ada agunan yang diserahkan kepada bank, maka tidak ada risiko jika mereka tidak membayar kewajiban kepada bank. Kalau ini terjadi maka yang akan menderita kerugian adalah perusahan penjaminan karena mereka akan menanggung risiko klaim yang tinggi. Kondisi semacam ini pernah terjadi di era tahun 90-an yang akhirnya menimbulkan kredit macet yang sangat besar di perbankan.
Rasio penjaminan kredit sebesar 70% adalah jalan tengah untuk menyatukan kepentingan semua pihak. Namun demikian, dengan risiko yang ditanggung perbankan masih sebesar 30%, bank wajib untuk memitigasinya. Salah satu cara mitigasi risiko adalah dengan meminta agunan tambahan sebesar 30% dari nilai kredit, khususnya untuk KUR yang mendekati nilai Rp.500 juta. Agunan tambahan ini bukan dimaksudkan untuk mempersulit proses kredit, namun semata-mata untuk menemukan jalan keluar bagi bank agar tetap dapat membiayai UMKM-K. Apabila menurut analisis, ternyata bank belum yakin dengan kemampuan dan keseriusan debitor untuk mengembalikan kredit, khususnya terkait dengan karakter debitor, maka bank memerlukan semacam “komitmen” dari calon debitor dalam bentuk agunan tambahan. Sebaliknya, apabila bank telah yakin bahwa debitor akan mampu dan serius dalam mengembalikan kreditnya, maka pada umumnya bank tidak ada akan meminta agunan tambahan. Perlu menjadi pemahaman kita bersama bahwa apabila pemberian sebuah kredit menjadi macet, maka tanggung jawab sepenuhnya kembali kepada petugas bank, tentunya setelah mempertimbangan berbagai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
Dari uraian tersebut adalah hal yang logis apabila perbankan terpaksa meminta agunan tambahan senilai 30% dari nilai kredit kepada calon nasabah KUR dengan jumlah mendekati Rp.500 juta, karena tindakan bank ini sebenarnya untuk menyelamatkan kepentingan semua pihak. Dengan kebijakan tersebut, akhirnya perbankan masih dapat menyalurkan KUR. Kondisi seperti ini jauh lebih baik daripada perbankan tidak jadi menyalurkan KUR kepada UMKM-K karena adanya ketidakyakinan bank terhadap UMKM-K. Dengan melihat jumlah KUR per akhir Mei 2008 yang telah mencapai Rp.6,8 triliun dengan 673 ribu orang, atau rata-rata pinjaman per nasabah sebesar Rp.10,2 juta, maka ini adalah prestasi yang sangat baik di tengah masih terjadinya polemik soal agunan tambahan
Sebagai catatan akhir, kasus yang terjadi di lapangan di mana petugas bank terpaksa meminta agunan senilai 30% dari kredit yang diminta calon debitor KUR menurut hemat saya masih dapat ditolerir daripada bank tersebut tidak jadi menyalurkan KUR karena tidak yakin dengan kondisi dan keseriusan debitor. Kalau KUR tidak tersalur, pihak yang akan kehilangan kesempatan adalah UMKM-K juga, karena akhirnya mereka harus bersaing dengan calon debitor lain yang mungkin lebih menarik bagi perbankan untuk membiayai. Sambil melihat perkembangan, lebih bijaksana apabila kita berikan kesempatan kepada perbankan untuk melakukan interaksi dengan UMKM-K calon penerima KUR dengan jumlah mendekati Rp.500 juta, khususnya di area 30 persen risiko dalam rangka mencari solusi terbaik untuk semua pihak.
BAB III
PENUTUP
Dengan mengetahui berbagai kendala penyaluran KUR, maka perlu disusun strategi ke depan agar penyaluran KUR lebih meningkat. Beberapa strategi yang akan dilakukan perbankan untuk mempercepat penyaluran KUR antara lain:
• Melanjutkan sosialisasi bersama, dengan koordinasi oleh Sekretaris
Wakil Presiden(Setwapres) dan Menko Perekonomian,
• Melakukan evaluasi dan monitoring bersama Komite Kebijakan dan Departemen terkait
setiap bulan,
• Meningkatkan linkage program dalam rangka percepatan penyaluran KUR,
khususnya untuk KUR dibawah Rp5 juta,
• Pengembangan produk KUR, dengan fitur asuransi jiwa dan kesehatan,
• Dilakukan keseragaman dalam penyaluran program kredit baik yang melalui PKBL
maupun kredit program lainnya.
• Menindaklanjuti program-program dari Departemen terkait anggota Komite Kebijakan,
• Lebih fokus mengarah pada sektor pertanian dalam arti luas.
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia, suplemen 4 , serba-serbi kredit usaha rakyat .
http://www.google.com
Economic Review ● No. 212 ● Juni 2008
“Kredit Usaha Rakyat”
Nama : Katrina Margareth
Kelas : 2KA21
NPM : 11108103
Program Studi Sistem Informasi
Universitas Gunadarma
2010
DAFTAR ISI
Daftar Isi………………………………………………………….. I
Kata Pengantar………………………………………………......II
Isi…………….......................................................................4-9
Bab 1 Pendahuluan
Bab 2 Isi
2.1 Skim Kredit Usaha Rakyat
2.2 Kemajuan Yang Dicapai KUR
2.3 Kendala di Lapangan
2.4 Polemik di Masyarakat soal KUR
Bab 3 Penutup
Daftar Pustaka……………………………………………………10
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah mata kuliah Teori Organisasi Umum 2 .
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Teori Organisasi Umum 2 . Atas tersusunnya makalah ini, tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada:
a) Bapak Nurhadi (Dosen mata kuliah Teori Organisasi Umum 2) yang telah membimbing saya dalam menyusun makalah ini .
b) Kepada orang tua saya yang selalu memberi dukungan dan membantu dalam pengerjaan makalah ini.
c) Rekan-rekan 2KA21 dan semua pihak yang turut membantu saya sampai makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Saya sadar bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna oleh karena itu seluruh kritik dan saran yang ada relavansinya dengan makalah ini akan saya terima dari pembaca .
Bekasi , Maret 2010
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampai dengan akhir tahun 2006, jumlah unit UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Indonesia mencapai angka 48,8 juta unit usaha. Namun demikian, dari jumlah tersebut, yang telah memperoleh kredit dari perbankan hanya sekitar 39,06% atau 19,1 juta, sehingga sisanya sejumlah 29,7 juta sama sekali belum tersentuh perbankan. Dari sejumlah 48,8 juta UMKM tersebut ternyata 90 persennya adalah Usaha Mikro yang berbentuk usaha rumah tangga, pedagang kaki lima, dan berbagai jenis usaha mikro lain yang bersifat informal, di mana pada skala inilah paling banyak menyerap tenaga kerja (pro job) dan mampu menopang peningkatan taraf hidup masyarakat (pro poor).
Apabila tidak ada upaya khusus dari pemerintah, dikhawatirkan perbankan masih akan menghadapi kesulitan untuk dapat memberikan kredit kepada UMKM karena pada umumnya walaupun UMKM telah feasible namun belum bankable. Perbankan dituntut menerapkan manajemen risiko secara international best practices (Basel 2) yang tidak cocok dengan kondisi UMKM khususnya dan kondisi makro ekonomi Indonesia. Meskipun sebelum tahun 2007, cukup banyak program pemerintah yang ditujukan untuk mempercepat perkembangan UMKM melalui berbagai jenis kredit perbankan . sebagaimana tabel 1, namun perkembangan berbagai program tersebut tampaknya belum menarik minat perbankan sehingga dampaknya belum dirasakan secara signifikan oleh para pelaku UMKM di tingkat akar rumput (grass root).
Tabel 1: Berbagai Skim Kredit untuk Mengembangkan Sektor Riil
Mempertimbangkan kondisi tersebut, akhirnya Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Inpres No.6 tanggal 8 Juni 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM yang diikuti dengan adanya Nota Kesepahaman Bersama antara Departemen Teknis, Perbankan, dan Perusahaan Penjaminan yang ditandatangani pada tanggal 9 Oktober 2007 dengan ditandai peluncuran Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada UMKM. Akhirnya pada tanggal 5 November 2007, Presiden R.I Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan kredit bagi UMKM dengan pola penjaminan tersebut dengan nama Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kebijakan penjaminan kredit ini diharapkan akan dapat memberikan kemudahan akses yang lebih besar bagi para pelaku UMKM dan Koperasi yang telah feasible namun belum bankable.
BAB II
ISI
2.1. Skim Kredit Usaha Rakyat
KUR adalah Kredit Modal Kerja (KMK) dan atau Kredit Investasi (KI) dengan plafon kredit sampai dengan Rp500 juta yang diberikan kepada usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi (UMKM-K) yang memiliki usaha produktif yang akan mendapat penjaminan dari Perusahaan Penjamin. UMK & K harus merupakan usaha produktif yang layak2 (feasible), namun belum bankable. KUR mensyaratkan bahwa agunan pokok kredit adalah proyek yang dibiayai. Namun karena agunan tambahan yang dimiliki oleh UMKM-K pada umumnya kurang, maka sebagian di-cover dengan program penjaminan. Besarnya coverage penjaminan maksimal 70 % dari plafond kredit. Sumber dana KUR sepenuhnya berasal dari dana komersial Bank.
2.2. Kemajuan Yang Dicapai KUR
Sejak diluncurkan pada tanggal 5 November 2007, posisi jumlah KUR maupun jumlah debitor KUR terus menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan.
Tabel 5. Realisasi Penyaluran KUR Nasional per Mei 2008
2.3 Kendala di Lapangan
Walaupun KUR telah berhasil memberikan akses pembiayaan yang lebih baik kepada UMKM-K, namun di masa mendatang akselerasinya masih perlu ditingkatkan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dievaluasi kendala penyaluran KUR selama ini. Dari inventarisasi di lapangan, beberapa kendala penyaluran KUR antara lain:
Belum adanya pemahaman yang seragam terhadap skim KUR, baik oleh para petugas bank di lapangan maupun masyarakat, sehingga mungkin saja masih ada beberapa penyimpangan dan persepsi yang keliru tentang KUR, misalnya: tentang ketentuan agunan, persyaratan administrasi, sumber dana KUR, beroperasinya para calo KUR Mikro dsb.
Pemenuhan tenaga pemasaran KUR tidak bisa dilakukan seketika oleh perbankan namun harus dilakukan secara bertahap. Hal ini terjadi karena pemberian KUR harus dilaksanakan sesuai prinsip kehati-hatian dalam perbankan sehingga diperlukan kompetensi tenaga kerja yang sesuai.
Adanya perubahan kondisi makro-ekonomi, misalnya: kenaikan inflasi, kenaikan suku bunga, dll yang menyebabkan permintaan kredit menurun.
2.4. Polemik di Masyarakat soal KUR
Secara berurutan, harian Kompas (6 dan 7 Juni) memuat polemik tentang Kredit Usaha Rakyat (KUR), di mana para calon nasabah KUR mengeluh karena masih diminta agunan tambahan senilai 30% dari nilai kredit. Padahal sesuai kesepakatan antara pemerintah, perusahaan penjaminan kredit, dan perbankan dijelaskan bahwa nasabah KUR tidak perlu memberikan agunan tambahan. KUR adalah kredit sampai dengan Rp.500 juta yang diberikan oleh beberapa bank yang didukung dengan penjaminan kredit dari PT. Asuransi Kedit Indonesia (Askrindo) dan PT. Sarana Pengembangan Usaha (SPU) sebesar 70% dari nilai kredit, khusus untuk UMKM-K (Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi) yang feasible namun belum bankable.
Jika ditelaah lebih lanjut, timbulnya polemik penyediaan nilai agunan sebesar 30 persen dari nilai kredit sebenarnya disebabkan adanya benturan kepentingan yang berbeda antara pemerintah, perusahaan penjaminan kredit, perbankan, dan debitor. Dari sisi pemerintah, tentu saja penyaluran KUR sebanyak mungkin adalah indikator kunci keberhasilan pemerintah. Dari sisi perusahan penjaminan kredit, penyaluran KUR yang maksimum akan dapat memberikan penerimaan premi penjaminan semakin besar, juga jumlah Non Perfroming Loan (NPL) yang kecil (baca: klaim kredit macet kecil) merupakan indikator kesuksesan program penjaminan. Bagi perbankan, penyaluran KUR yang besar dengan NPL rendah merupakan bisnis yang menguntungkan. Sedangkan dari sisi debitor, memperoleh kredit dengan mudah dan (kalau perlu) tanpa agunan adalah impian para UMKM-K.
Pertanyaannya, apakah program KUR ini telah dapat mempertemukan kepentingan yang berbeda tersebut. Pemerintah telah memberikan jaminan melalui perusahaan penjaminan 70% dengan harapan perbankan akan lebih berani menyalurkan pinjaman. Namun demikian, jika tujuan pemerintah hanya pada besarnya nilai penyaluran kredit, maka seharusnya nilai penjaminan tidak hanya 70% namun 100%, sehingga tidak ada alasan lagi bagi perbankan untuk menolak permintaan kredit yang diajukan oleh UMKM-K walaupun tanpa adanya agunan tambahan. Jika ini yang dilakukan pemerintah maka UMKM-K dan perbankan akan sangat diuntungkan, namun hal ini akan menimbulkan moral hazard bagi mereka. Bagi perbankan, karena tidak ada risiko maka mereka akan dengan mudah untuk memberikan kredit tanpa adanya pertimbangan yang matang. Sedangkan bagi debitor, karena tidak ada agunan yang diserahkan kepada bank, maka tidak ada risiko jika mereka tidak membayar kewajiban kepada bank. Kalau ini terjadi maka yang akan menderita kerugian adalah perusahan penjaminan karena mereka akan menanggung risiko klaim yang tinggi. Kondisi semacam ini pernah terjadi di era tahun 90-an yang akhirnya menimbulkan kredit macet yang sangat besar di perbankan.
Rasio penjaminan kredit sebesar 70% adalah jalan tengah untuk menyatukan kepentingan semua pihak. Namun demikian, dengan risiko yang ditanggung perbankan masih sebesar 30%, bank wajib untuk memitigasinya. Salah satu cara mitigasi risiko adalah dengan meminta agunan tambahan sebesar 30% dari nilai kredit, khususnya untuk KUR yang mendekati nilai Rp.500 juta. Agunan tambahan ini bukan dimaksudkan untuk mempersulit proses kredit, namun semata-mata untuk menemukan jalan keluar bagi bank agar tetap dapat membiayai UMKM-K. Apabila menurut analisis, ternyata bank belum yakin dengan kemampuan dan keseriusan debitor untuk mengembalikan kredit, khususnya terkait dengan karakter debitor, maka bank memerlukan semacam “komitmen” dari calon debitor dalam bentuk agunan tambahan. Sebaliknya, apabila bank telah yakin bahwa debitor akan mampu dan serius dalam mengembalikan kreditnya, maka pada umumnya bank tidak ada akan meminta agunan tambahan. Perlu menjadi pemahaman kita bersama bahwa apabila pemberian sebuah kredit menjadi macet, maka tanggung jawab sepenuhnya kembali kepada petugas bank, tentunya setelah mempertimbangan berbagai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
Dari uraian tersebut adalah hal yang logis apabila perbankan terpaksa meminta agunan tambahan senilai 30% dari nilai kredit kepada calon nasabah KUR dengan jumlah mendekati Rp.500 juta, karena tindakan bank ini sebenarnya untuk menyelamatkan kepentingan semua pihak. Dengan kebijakan tersebut, akhirnya perbankan masih dapat menyalurkan KUR. Kondisi seperti ini jauh lebih baik daripada perbankan tidak jadi menyalurkan KUR kepada UMKM-K karena adanya ketidakyakinan bank terhadap UMKM-K. Dengan melihat jumlah KUR per akhir Mei 2008 yang telah mencapai Rp.6,8 triliun dengan 673 ribu orang, atau rata-rata pinjaman per nasabah sebesar Rp.10,2 juta, maka ini adalah prestasi yang sangat baik di tengah masih terjadinya polemik soal agunan tambahan
Sebagai catatan akhir, kasus yang terjadi di lapangan di mana petugas bank terpaksa meminta agunan senilai 30% dari kredit yang diminta calon debitor KUR menurut hemat saya masih dapat ditolerir daripada bank tersebut tidak jadi menyalurkan KUR karena tidak yakin dengan kondisi dan keseriusan debitor. Kalau KUR tidak tersalur, pihak yang akan kehilangan kesempatan adalah UMKM-K juga, karena akhirnya mereka harus bersaing dengan calon debitor lain yang mungkin lebih menarik bagi perbankan untuk membiayai. Sambil melihat perkembangan, lebih bijaksana apabila kita berikan kesempatan kepada perbankan untuk melakukan interaksi dengan UMKM-K calon penerima KUR dengan jumlah mendekati Rp.500 juta, khususnya di area 30 persen risiko dalam rangka mencari solusi terbaik untuk semua pihak.
BAB III
PENUTUP
Dengan mengetahui berbagai kendala penyaluran KUR, maka perlu disusun strategi ke depan agar penyaluran KUR lebih meningkat. Beberapa strategi yang akan dilakukan perbankan untuk mempercepat penyaluran KUR antara lain:
• Melanjutkan sosialisasi bersama, dengan koordinasi oleh Sekretaris
Wakil Presiden(Setwapres) dan Menko Perekonomian,
• Melakukan evaluasi dan monitoring bersama Komite Kebijakan dan Departemen terkait
setiap bulan,
• Meningkatkan linkage program dalam rangka percepatan penyaluran KUR,
khususnya untuk KUR dibawah Rp5 juta,
• Pengembangan produk KUR, dengan fitur asuransi jiwa dan kesehatan,
• Dilakukan keseragaman dalam penyaluran program kredit baik yang melalui PKBL
maupun kredit program lainnya.
• Menindaklanjuti program-program dari Departemen terkait anggota Komite Kebijakan,
• Lebih fokus mengarah pada sektor pertanian dalam arti luas.
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia, suplemen 4 , serba-serbi kredit usaha rakyat .
http://www.google.com
Economic Review ● No. 212 ● Juni 2008
Tugas Akademis Teori Organisasi Umum 2 (Bab 5-9)
TUGAS AKADEMIS MAKALAH TEORI ORGANISASI UMUM 2
Nama : Katrina Margareth
Kelas : 2KA21
NPM : 11108103
Program Studi Sistem Informasi
Universitas Gunadarma
2010
DAFTAR ISI
Daftar Isi……………………………………………………………..ii-iii
Kata Pengantar………………………………………………..........iv
Isi……………..............................................................................5-39
Bab 5 Perilaku Produsen
5.1. Perilaku dan Fungsi Produksi
5.1.1. Produsen
5.1.2. Fungsi Produksi
5.1.2.1. Elastisitas Produksi dan Daerah-Daerah Produksi
5.2. Produksi Optimal
5.3. Least Cost Combination (Kombinasi Dua Input dengan Biaya Terendah)
Latihan Soal Bab 5
Kunci Jawaban Bab 5
Bab 6&7 Ongkos dan Penerimaan
6.7.1. Macam-macam Ongkos
6.7.2. Kurva Ongkos
6.7.3. Penerimaan (Revenue)
6.7.4. Keuntungan Maksimum
6.7.4.1. Pendekatan Total
6.7.4.2. Pendekatan Marginal
6.7.4.3. Pendekatan Rata-Rata
Latihan Soal Bab 6&7
Kunci Jawaban Bab 6&7
Bab 8&9 Struktur Pasar
8.9.1. Pasar Persaingan Sempurna
8.9.1.1. Pengertian
8.9.1.2. Ciri-ciri Pasar Persaingan Sempurna
8.9.1.3. Kebaikan dan Keburukan Pasar persaingan Sempurna
8.9.1.4. Kelebihan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna
8.9.2. Pasar Monopoli
8.9.2.1. Pengertian
8.9.2.2. Konsep Pasar Monopoli
8.9.2.3. Ciri-ciri Pasar Monopoli
8.9.2.4. Penentuan Tingkat Harga dan Output Produsen Monopoli
8.9.3. Pasar Monopolistis
8.9.4 Pasar Oligopoli
8.9.4.1. Pengertian
8.9.4.2. Karakteristik Pasar Oligopoli
8.9.4.3. Konsep Pasar Oligopoli
8.9.4.4. Jenis-jenis Pasar Oligopoli
8.9.4.5. Analisis Perilaku Produsen Oligopoli Dalam Memaksimumkan Profit
8.9.4.6. Pasar Oligopoli Tanpa Kesepakatan (Non Collusive Oligopoly)
Latihan Soal Bab 8&9
Kunci Jawaban Bab 8&9
Daftar Pustaka………………………………………………………..40
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah mata kuliah Teori Organisasi Umum 2 .
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Teori Organisasi Umum 2 . Atas tersusunnya makalah ini, tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada:
a) Bapak Nurhadi (Dosen mata kuliah Teori Organisasi Umum 2) yang telah membimbing saya dalam menyusun makalah ini .
b) Kepada orang tua saya yang selalu memberi dukungan dan membantu dalam pengerjaan makalah ini.
c) Rekan-rekan 2KA21 dan semua pihak yang turut membantu saya sampai makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Saya sadar bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna oleh karena itu seluruh kritik dan saran yang ada relavansinya dengan makalah ini akan saya terima dari pembaca .
Bekasi , Maret 2010
Penyusun
Perilaku Produsen
5.1 Produsen dan Fungsi Produksi
5.2 Produksi Optimal
5.3 Least Cost Combination
5.1. Produsen dan Fungsi Produksi
5.1.1. Produsen
Produsen adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengolah barang mentah atau barang setengah jadi menjadi barang yang siap untuk dikonsumsi . Kegiatan produsen disebut kegiatan produksi . Untuk menghasilkan barang dan jasa , produsen menggunakan factor-faktor produksi seperti alam , tenaga kerja ,dan modal .
5.1.2. Fungsi Produksi
Setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang disebut fungsi produksi. Secara matematis fungsi produksi tersebut dapat dinyatakan:
Y = f (X1, X2, X3, ……….., Xn) (Secara umum)
dimana :
Y = tingkat produksi (output) yang dihasilkan.
X1, X2, X3, ……, Xn = berbagai faktor produksi (input) yang digunakan.
Fungsi produksi harus dinyatakan dalam bentuknya yang spesifik, seperti misalnya:
a) Y = a + bX ( fungsi linier)
b) Y = a + bX – cX2 ( fungsi kuadratis)
c) Y = aX1bX2cX3d ( fungsi Cobb-Douglas), dan lain-lain.
Sifat fungsi produksi diasumsikan tunduk pada suatu hukum yang disebut :
The Law of Diminishing Returns (Hukum Kenaikan Hasil Berkurang).
5.2. Produksi Optimal
Konsep efisiensi dapat dipandang dari dua aspek, yaitu :
1. Aspek teknis
Untuk menentukan tingkat efisiensi dan produksi optimum secara teknis ini cukup dengan diketahuinya fungsi produksi.
2. Aspek ekonomis
Untuk menentukan tingkat produksi optimum menurut konsep efisiensi ekonomis, tidak cukup hanya dengan mengetahui fungsi produksi. Ada syarat lagi yang harus diketahui, yaitu rasio harga harga input-output. Secara matematis, syarat tersebut adalah sebagai berikut.
Keuntungan () dapat ditulis : = PY.Y - Px.X,
di mana :
Y = jumlah produk;
PY = harga produk;
X = faktor produksi;
Px = harga faktor produksi.
5.3. Least Cost Combination (Kombinasi Dua Input Dengan Biaya Terendah)
1. Produksi suatu barang dapat didefinsikan sebagai:
a. perubahan benar dari input (masukan) menjadi output (keluaran)
b. perubahan sifat barang
c. perubahan tempat barang berada
d. perubahan pemilikan barang
e. semua jawaban di atas salah
2. Dalam membicarakan fungsi produksi dan fungsi ongkos dikenal adanya pengertian
jangka pendek (short-run), yaitu :
a. waktu yang sangat pendek
b. waktu kurang dari 1 (satu) bulan
c. waktu kurang dari 1 (satu) tahun
d. waktu lebih dari 1 (satu) hari
e. semua jawaban di atas salah
3. Fungsi produksi suatu barang adalah menunjukkan hubungan (antara input dan ouput )
a. ekonomis
b. teknis
c. teknis dan ekonomis
d. semua jawaban benar
e. semua jawaban salah
4. Dalam fungsi produksi dikenal adanya "the state of technology" yang dimaksudkan
Sebagai :
a. ketidakmampuan input dalam berproduksi
b. teknologi pemerintah
c. kemampuan faktor produksi untuk menghasilkan sesuatu barang
d. semua jawaban benar
e. semua jawaban di atas salah
5. Di dalam fungsi produksi jangka pendek dikenal adanya suatu hukum yang disebut :
a. hukum Goosen
b. hukum perdata
c. hukum tambahan hasil yang menurun
d. hukum menurunnya pendapatan
e. semua jawaban di atas salah
6. Di dalam fungsi produksi jangka pendek dikenal ada 3 (tiga) daerah atau tahapan
produksi yang rasional dan tidak rasional. Daerah produksi yang disebut rasional adalah:
a. mulai 0 sampai produksi maksimum
b. mulai 0 sampai produksi optimal
c. mulai produksi optimal sampai produksi maksimal
d. setelah produksi maksimal
e. semua jawaban di atas salah
7. Keseimbangan produsen dalam jangka panjang ditunjukkan oleh :
a. berpotongaannya Isoquant dengan Isocost
b. berpotongannya Isoquant dengan Isoprofit
c. bersinggungannya Indifference curve dengan Isocost
d. bersinggungannya Isoquant dengan Isorevenue
e. bersinggungannya Isoquant dengan Isocost
8. Dalam fungsi biaya juga dikenal adanya fungsi biaya jangka pendek dan fungsi biayfa
jangka panjang. Fungsi biaya jangka pendek adalah :
a. fungsi biaya yang pendek (murah)
b. fungsi biaya di mana ada satu input tetap dalam proses produksi
c. fungsi biaya di mana semua inputnya variabel
d. semua jawaban benar
e. semua jawaban di atas salah
9. Hubungan antara output dengan biaya produksi sering disebut sebagai fungsi biaya
Karena :
a. antara ouput dengan input berhubungan
b. antara output dengan harga input berhubungan
c. antara harga output dengan input berhubungan
d. semua jawaban benar
e. semua jawaban di atas salah
10. Pada saat APP maksimum pada fungsi produksi jangka pendek:
a. total output mencapai maksimum
b. total output mencapai optimum
c. total output menurun
d. total ouput sama dengan nol
e. semua jawaban di atas salah
1. a. perubahan benar dari input (masukan) menjadi output (keluaran)
2. b. waktu kurang dari 1 (satu) bulan
3. d. semua jawaban benar
4. e. semua jawaban di atas salah
5. e. semua jawaban di atas salah
6. b. mulai 0 sampai produksi optimal
7. e. bersinggungannya Isoquant dengan Isocost
8. e. semua jawaban di atas salah
9. e. semua jawaban di atas salah
10. a. total output mencapai maksimum
Ongkos dan Penerimaan
6.7.1.Macam-macam Ongkos
6.7.2.Kurva Ongkos
6.7.3.Penerimaan (Revenue)
6.7.4.Keuntungan Maximum
6.7.4.1. Pendekatan Total
6.7.4.2. Pendekatan Marginal
6.7.4.3. Pendekatan Rata-rata
6.7.1. Macam-macam Ongkos
Macam-macam ongkos adalah sebagai berikut :
1. Total Fixed Cost (Ongkos Total Tetap) adalah jumlah ongkos yang tetap yang tidak dipengaruhi oleh tingkat produksi . contoh : penyusutan , sewa , dsb .
2. Total Variabel Cost (Ongkos Variabel Total) adalah jumlah ongkos-ongkos yang dibayarkan yang besarnya berubah menurut tingkat yang dihasilkan . contoh : ongkos bahan mentah , tenaga kerja , dsb .
3. Total Cost (Ongkos Total) adalah penjumlahan antara ongkos total tetap yang dengan ongkos total variabel . TC = TFC + TVC .
4. Averege Fixed Cost (Ongkos Tetap Rata-Rata) adalah ongkos tetap yang dibebankan kepada setiap unit output .
5. Averege Fixed Cost (Ongkos Variabel Rata-Rata) adalah ongkos variabel yang dibebankan untuk setiap unit output .
6. Averege Total Cost (Ongkos Total Rata-Rata) adalah ongkos produksi yang dibebankan untuk setiap unit output .
7. Marginal Cost (Ongkos Marginal) adalah tambahan atau berkurangnya ongkos total karena bertambahnya atau berkurangnya satu unit output .
6.7.2. Kurva Ongkos
Kurva Ongkos adalah kurva yang menunjukan hubungan antara jumlah ongkos produksi dengan tingkat output yang dihasilkan .
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari gambar diatas sebagai berikut :
1. AVC minimum bila garis singgung kurva TVC melalui titik origin .
2. ATC minimum bila garis singgung TC melalui titik origin .
3. AVC dan ATC minimum bila keduanya memotong MC .
> Kurva Long Run Averege Cost (LRAC) adalah kurva yang menunjukan ongkos rata-rata yang paling minimum untuk berbagai tingkat produksi , apabila perusahaan selalu menambah kapasitas produksinya . LRAC Curve dibentuk dari kumpulan AC yang banyak sekali , maka bentuknya menyerupai huruf U .
Kurva LARC menyerupai bentuk huruf U disebabkan oleh :
1. Economies Of Scale / Increasing ReturnsTo Scale
Kurva LARC bergerak kekanan semakin menurun . Ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan produksi atau produktivitas , karena para pengusaha bisa memperbesar fasilitas produksi , sehingga terjadi penghematan ongkos produksi . Hal ini menyebabkan ongkos produksi rata-rata menjadi rendah . Faktor-faktor yang merupakan Economies Scale sebagai berikut :
a. Spesialisasi faktor produksi .
b. Penurunan harga bahan mentah , karena pembelian yang besar .
c. Hasil produk sampingan .
d. Perusahaan besar mendorong pengembangan fasilitas diluar perusahaan yang berguna baginya .
2. Diseconomies Of Scale / Decreasing Returns To Scale
Perusahaan yang terus berkembang besar pada suatu tingkat tertentu cenderung tidak efisien , sehingga produktivitasnya menurun . Akibatnya ongkos produksi menaik . Hal ini terlihat pada kurva LRAC sisi kanan menaik .
6.7.3. Penerimaan (Revenue)
Penerimaan atau Revenue adalah semua penerimaan produsen dari hasil penjualan barang atau outputnya . Macam-macam revenue adalah sebagai berikut :
1. Total Revenue (TR) adalah penerimaan total dari hasil penjualan output .
TR = P.Q dimana : P = Price / harga
Q = Quantity / jumlah barang
2. Averege Revenue (AR) adalah penerimaan perunit dari penjualan output .
3. Marginal Revenue (MR) adalah kenaikan atau penurunan penerimaan sebagai akibat dari penambahan atau pengurangan satu unit output .
Sifat-sifat dari konsep revenue sebagai berikut :
a. Total Revenue naik pada saat Eh dari kurva permintaan (AR) lebih dari 1 yang berarti penurunan harga 1% , berakibat kenaikan permintaan lebih dari 1% .
b. Total Revenue maksimum pada Eh=1
c. Total Revenue turun pada saat Eh < 1 yang berarti penurunan harga 1% berakibat kenaikan permintaan kurang dari 1% .
6.7.4. Keuntungan Maksimum
Dalam menentukan keuntungan maksimum ada 2 cara sebagai berikut :
1. Keuntungan maksimum dicari dengan jalan mencari selisih antara keuntungan maksimum dengan ongkos minimum .
2. Keuntungan maksimum terjadi pada saat MR = MC .
6.7.4.1. Pendekatan Total
Adalah seluruh jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari menjual barangjang diproduksikannja dinamakan hasil penjualan total (TR —yaitu dari perkataan Total Revenue}. Telah diterangkan bahwa dalam persaingan sempurna harga tidak akan berubah walau bagaimanapun banyaknya jumlah barang yang dijual perusahaan. Ini menyebabkan kurva penjualan total (TR) adalah berbentuk garis lurus yang bermula dari titik O .
Tabel 1
Mencari Keuntungan Maksimum dengan Pendekatan Total
Q P TR TC Laba Maksimum
0
10
20
30
40
50
60
70
80 30
30
30
30
30
30
30
30
30 0
300
600
900
1200
1500
1800
2100
2400 50
400
600
825
1100
1300
1500
2000
2500 -50
-100
0
75
100
200
300
100
-100
6.7.4.2. Pendekatan Marginal
Adalah Satu konsep (istilah) mengenai hasil penjualan yang sangat penting untuk diketahui dalam analisis penentuan harga dan produksi oleh suatu perusahaan adalah pengertian hasil penjualan marjinal (MR— yang merupakan singkatan dari perkataan Marjinal’Revenue), yaitu tambahan hasil penjualanjangdiperoleh perusahaan dari menjual satu unit lagi barangyang diproduksikannja. Dalam pasar persaingan sempurna berlaku keadaan berikut harga — hasil penjualan rata-rata — hasil penjualan marjinal. kurva d() = AR0 = MRn menggambarkan kesamaan tersebut pada harga Rp 3000, dan kurva d0 = AR0 = MR0 menggambarkan kesamaan tersebut pada harga Rp 6000 .
Tabel 2
Mencari Keuntungan Maksimum dengan Pendekatan Marginal
Q TR TC AC MR MC Laba Maksimum
0
10
20
30
40
50
60
70
80 0
300
600
900
1200
1500
1800
2100
2400 50
400
650
875
1025
1225
1525
1925
2425
40
32.5
29.2
25.6
24.5
25.4
27.5
33
30
30
30
30
30
30
30
30
35
20
22.5
15
20
30
40
50
Keuntungan maksimum
6.7.4.3. Pendekatan Rata-Rata
Untuk suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hasil penjualan rata-rata (AR) adalah harga barang yang diproduksi perusahaan adalah Rp 3000 maka d0=AR0= MRQ adalah kurva permintaan yang dihadapi perusahaan. Dengan demikian kurva ini adalah kurva hasil penjualan rata-rata pada harga barang sebanyak Rp 3000 (dan dinyatakan sebagai AR^. Kalau harga barang yang dijual perusahaan adalah Rp 6000, kurva d} = AR} = MRj adalah kurva permintaan dan juga kurva hasil penjualan rata-rata pada harga Rp 600
1. Berbicara masalah ongkos dalam ekonomi berbeda dalam ongkos akuntansi, karena
dalam ekonomi hanya dikenal :
a. ongkos impliksit
b. ongkos eksplisit
c. ongkos marginal
d. semua jawaban benar
e. semua jawaban di atas salah
2. Output dikatakan optimal kalau adanya kesamaan antara :
a. AVC dengan AFC
b. AC dengan AFC
c. AC jangka panjang dengan MC
d. semua jawaban benar
e. semua jawaban di atas salah
3. Kurva AC jangka panjang (LAC) sering disebut juga sebagai:
a. kurva L - shaped
b. Kurva Amplop
c. Kurva U - shaped
d. semua jawaban benar
e. semua jawaban di atas salah
4. "Keuntungan Normal" didapat kalau :
a. si produsen normal
b. jalur perluasan produksi
c. marginal revenue = marginal cost
d. semuajawaban benar
e. semuajawaban di atas salah
5. Expansion Path adalah :
a. jalur output
b. jalur perluasan produksi
c. kurva ongkos variabel
d. semuajawaban benar
e. semuajawaban di atas salah
6. Dalam jangka panjang dikenal adanya 2 (dua) faktor yang menyebabkan bentuk
kurva LAC mula-mula naik, minimum kemudian menaik. Kedua faktor tersebut adalah :
a. constant returns to scale
b., decreasing dan increasing returns
c. economies dan diseconomies of scale
d. semuajawaban benar
e. semua jawaban di atas salah
7. Pada saat AC minimum maka :
a. MC lebih besar AC
b. MC sama dengan AC
c. MC lebih kecil AC
d. semua jawaban benar
e. semuajawaban di atas salah
8. Dalam membicarakan fungsi produksi dan fungsi ongkos dikenal adanya pengertian
jangka pendek (short-run), yaitu :
a. waktu yang sangat pendek
b. waktu kurang dari 1 (satu) bulan
c. waktu kurang dari 1 (satu) tahun
d. waktu lebih dari 1 (satu) hari
e. semua jawaban di atas salah
9. Kurva Engel menunjukkan hubungan :
a. antara tingkat pendapatan dengan pengeluaran
b. antara harga dengan pengeluaran
c. antara tingkat pendapatan dengan tingkat jumlah barang yang dibeli
d. antara utilitas dengan harga
e. semua jawaban di atas salah
10. Saturation point terjadi pada keadaan :
a. utilitas marginal sama dengan utlitas total
b. utilitas marginal positip
c. utilitas total maksimum
d. utilitas marginal maksimum
e. semua jawaban di atas salah
1. e. semua jawaban di atas salah
2. a. AVC dengan AFC
3. c. Kurva U – shaped
4. c. marginal revenue = marginal cost
5. b. jalur perluasan produksi
6. b., decreasing dan increasing returns
7. a. MC lebih besar AC
8. c. waktu kurang dari 1 (satu) tahun
9. c. antara tingkat pendapatan dengan tingkat jumlah barang yang dibeli
10. a. utilitas marginal sama dengan utlitas total
Struktur Pasar
8.9.1. Pasar Persaingan Sempurna
8.9.2. Pasar Monopoli
8.9.3. Pasar Monopolistis
8.9.4. Pasar Oligopoli
8.9.1. Pasar Persaingan Sempurna
8.9.1.1. Pengertian
Persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal, karena dianggap sistem pasar ini adalah struktur pasar yang akan menjamin terwujudnya kegiatan memproduksi barang atau jasa yang tinggi (optimal) efisiensinya .
Pasar persaingan sempurna dapat didefinisikan sebagai struktur pasar atauindustri dimana terdapat banyak penual dan pembeli, dan setiap penjual atau pun pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan di pasar .
Pasar persaingan sempurna (perfect competition) adalah sebuah jenis pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual bersifat homogen. Harga terbentuk melalui mekanisme pasar dan hasil interaksi antara penawaran danpermintaan sehingga penjual dan pembeli di pasar ini tidak dapat mempengaruhi harga dan hanya berperan sebagai penerima harga (price-taker). Barang dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat homogen dan tidak dapat dibedakan. Semua produk terlihat identik. Pembeli tidak dapat membedakan apakah suatu barang berasal dari produsen A, produsen B, atau produsen C? Oleh karena itu, promosi dengan iklan tidak akan memberikan pengaruh terhadap penjualan produk.
8.9.1.2. Ciri-ciri Pasar Persaingan Sempurna
1. Perusahaan Adalah Pengambil Harga .
Pengambil harga atau price taker berarti suatu perusahaan yang ada di dalam pasar tidak dapat menentukan atau mengubah harga pasar. Apa pun tindakan perusahaan dalam pasar, ia tidak akan menimbulkan perubahan ke atas harga pasar yang berlaku. Harga barang di pasar ditentukan oleh interaksi di antarakeseluruhan produsen dan keseluruhan pembeli. Seorang produsen adalah terlalu kecil peranannya di dalam pasar sehingga tidak dapat mempengaruhi penentuan harga atau tingkat produksi di pasar. Peranannya yang sangat kecil tersebut disebabkan karena jumlah produksi yang diciptakan seorang produsen merupakan sebagian kecil saja dari keseluruhan jumlah barang yang dihasilkan dan diperjualbelikan.
2. Setiap Perusahaan Mudah Ke Luar Atau Masuk
Sebaliknya apabila ada produsen yang ingin melakukan kegiatan di industritersebut, produsen tersebut dapat dengan mudah melakukan kegiatan yangdiinginkannya tersebut.
3. Menghasilkan Barang Serupa
Barang yang dihasilkan berbagai perusahaan tidak mudah untuk dibeda-bedakan. Barang yang dihasilkan sangat sama atau serupa. Tidak terdapat perbedaan yangnyata di antara barang yang dihasilkan suatu perusahaan dengan produksi perusahaan lainnya. Barang seperti itu dinamakan dengan istilah barang identical'atau homogenous. Persaingan yang berbentuk persaingan bukan harga atau nonprice competition yaitu persaingan dengan misalnya melakukan iklan dan promosi penjualan. Cara ini tidak efektif untuk menaikkan penjualan karena pembeli mengetahui bahwa barang-barang yang dihasilkan berbagai produsen dalam industri tersebut tidak ada bedanya sama sekali.
4. Terdapat Banyak Perusahaan di Pasar
Sifat ini meliputi dua aspek, yaitu jumlah perusahaan sangat banyak dan masing-masing perusahaan adalah relatif kecil kalau dibandingkan dengan keseluruhan jumlah perusahaan di dalam pasar. Sebagai akibatnya produksi setiap perusahaan adalah sangat sedikit kalau dibandingkan dengan jumlah produksi dalam industri tersebut. Sifat ini menyebabkan apa pun yang dilakukan perusahaan,
5. Pembeli Mempunyai Pengetahuan Sempurna Mengenai Pasar
Dalam pasar persaingan sempurna juga dimisalkan bahwa jumlah pembeli adalah sangat banyak. Namun demikian dimisalkan pula bahwa masing-masing pembeli tersebut mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai keadaan di pasar, yaitu mereka mengetahui tingkat harga yang berlaku dan perubahan-perubahan ke atas harga tersebut. Akibatnya para produsen tidak dapat menjual barangnya dengan harga yang lebih tinggi dari yang berlaku di pasar.
8.9.1.3. Kebaikan dan keburukan Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna memiliki bebarapa kebaikan dibandingkan pasar-pasar yang lainnya antara lain :
1. Persaingan sempurna memaksimumkan efisiensi
2. Kebebasan bertindak dan memilih
Disamping memiliki kebaikan-kebaikan, pasar persaingan sempurna juga memiliki keburukan-keburukan antara lain :
1. Persaingan sempurna tidak mendorong inovasi
Dalam pasar persaingan sempurna teknologi dapat dicontoh dengan mudah oleh perusahaan lain. Sebagai akibatnya suatu perusahaan tidak dapat meemperoleh keuntungan yang kekal dari mengembangkan teknologi dan teknik memproduksi yang baru tersebut. Oleh sebab itulah keuntungan dalam jangka panjang hanyalah berupa keuntungan normal, Karena walaupun pada mulanya suatu perusahaan dapat menaikkan efisiensi dan menurunkan biaya, perusahaan-perusahaan lain dalam waktu singkat juga dapat berbuat demikian. Ketidakkekalan keuntungan dari mengembangkan teknologi ini menyebabkan perusahaan-perusahaan tidak terdorong untuk melakukan perkembangan teknologi dan inovasi.
2.Persaingan sempurna adakalanya menimbulkan biaya sosial
3. Membatasi pilihan konsumen
Karena barang yang dihasilkan perusahaan-perusahan adalah 100 persen sama, konsumen mempunyai pilihan yang terbatas untuk menentukan barang yang akan dikonsumsinya.
4. Distribusi pendapatan tidak selalu merata
Suatu corak distribusi pendapatan tertentu menimbulkan suatu pola permintaan tertentu dalam masyarakat. Ini berarti distribusi pendapatan menentukan bagaimana bentuk dari penggunaan sumber-sumber daya yang efisien. Kalau distribusi pendapatan tidak merata maka penggunaan sumber-sumber daya (yang dialokasikan secara efisien) akan lebih banyak digunakan untuk kepentingan golongan kaya.
8.9.1.4. Kelebihan dan Kelemahan Pasar persaingan sempurna
1. barang yang tersedia di pasar banyak
2. Penjual dan pembeli mencapai kepuasan maksikmal
* Selain kelebihan, pasar persaingan sempurna mempunyai kelemahan yaitu :
1. penjual tidak berani membuat harga seenaknya sendiri
2. Hanya ada dalam kondisi perekonomian ideal.
8.9.2. Pasar Monopoli
8.9.2.1. Pengertian
Pasar monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein, menjual) adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai "monopolis". Sebagai penentu harga (price-maker), seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi harga dengan cara menentukan jumlah barang yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya. Walaupun demikian, penjual juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila penetapan harga terlalu mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang subtitusi (pengganti) produk tersebut atau —lebih buruk lagi— mencarinya di pasar gelap (black market).
Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar dimana didalam industri hanya terdapat 1(satu) perusahaan saja yang menghasilkan produk yang tidak ada penggantinya. Dengan demikian produsen monopoli menghadapi kurva permintaan seperti kurva permintaan pasar yang memiliki slope(berlereng) negative, yaitu menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Karena produsen monopoli sebagai satu-satunya penjual yang ada didalam pasar, maka ia sebagai penentu harga(price maker atau price setter).
8.9.2.2. Konsep Pasar Monopoli
Pasar monopoli timbul akibat adanya praktek monopoli, yaitu pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu pelaku usaha/penjual yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum. Berarti yang dimaksud dengan pasar monopoli adalah suatu bentuk hubungan antara permintaan dan penawaran yang dikuasai oleh satu pelaku ekonomi terhadap permintaan seluruh konsumen. Di dalam pasal 1 angka 1 UU Antimonopoli, monopoli didefinisikan suatu penguasaan atas produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok usaha.
Walaupun di pasar monopoli penjual tidak memiliki saingan, belum tentu ia dapat memperoleh keuntungan yang besar, hal ini mungkin saja terjadi bila biaya produksi berada di atas harga pasar.
Sehingga kurva permintaan yang ada di monopoli sama dengan kurva permintaan pasar. Di mana pada kurva permintaan pasar, kurva penerimaan rata-rata (AR) dan kurva penerimaan marginal (MR) dapat ditentukan. Bagi perusahaan monopolis, kurva penerimaan marginal (MR) lebih rendah dari harga, karena penjual harus menurunkan harga dengan tujuan barangnya dapat terjual.
Pada saat sekarang perusahaan yang seratus persen bersifat monopoli jarang ditemui, mungkin hanya beberapa komoditi jasa seperti telepon, gas, air dan listrik yang benar-benar dikuasai oleh penjual tunggal (di Indonesia dipegang oleh perusahaan pemerintah). Tetapi merekapun harus menghadapi persaingan dari industri lain, dan untuk jangka panjang tidak ada perusahaan yang benar-benar bebas dari serangan pesaing, artinya kemungkinan pasar monopoli tidak akan ada lagi.
8.9.2.3. Ciri-ciri Pasar Monopoli
Pasar monopoli dapat dicirikan oleh beberapa hal berikut ini, diantaranya:
1. Hanya terdapat satu penjual/produsen yang menguasai seluruh penawaran atas barang dan jasa tertentu
2. Barang dan jasa yang dijual tidak memiliki substitusi yang dekat, artinya tidak ada barang yang dapat menggantikan fungsi dari barang tersebut. Contoh: tidak ada barang pengganti yang bersamaan sifatnya dengan listrik, yang ada hanya barang pengganti yang berbeda sifatnya seperti gas.
3. Pasar/bidang usaha tidak dapat dimasuki oleh pihak lain
4. Penentuan harga dilakukan dan dikuasai oleh perusahaan, maka perusahaan monopoli disebut sebagai perusahaan penentu harga (price setter).
8.9.2.3. Penentuan Tingkat Harga dan Output Produsen Monopoli
Akibat kurva permintaan produsen monopoli yang memiliki slope yang negatif, maka jika ia ingin menjual produknya lebih banyak, maka ia harus menurunkan harga produk tersebut. Sehingga bagi produsen monopoli, MR
Sifat/Karakteristik Kurva MR.
1. Kurva MR selalu terletak dibawah kurva D, yang berarti nilai MR adalah
lebih rendah dari harga(P) pada berbagai tingkat output.
2. Pada saat kurva MR memotong sumbu kuantitas(MR=0), maka TR
maksimum.
3. Kurva memiliki slope 2 kali slope kurva D jika kurva demandnya linear.
Hal ini secra matematis dapa dijelaskan sbb:
Karena produsen monopoli adalah price setter maka fungsi permintaan yang
dihadapinya dapat dinyatakan : P = f(Q) atau P = a - bQ
Dimana :
a= titik potong krva dengan sumbu vertikal P(intersep).
b= slope dari kurva D.
TR = P.Q =(a – bQ)Q = aQ –bQ2
MR = dTR
dQ
MR = a – 2bQ, dengan demikian kurva MR memiliki slope absolut(2b) adlah dua
kali kemiringan(solpe) kurva D.
8.9.3. Pasar Monopolistis
8.9.4. Pasar Oligopoli
8.9.4.1. Pengertian
Pasar oligopoli adalah adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.
Pasar Oligopoli adalah suatu bentuk struktur pasar dimana hanya terdapat beberapa
perusahaan atau produsen(2-10) yang berada di pasar, baik secara independent
maupun secara diam-diam bekerja sama. Pasar oligopoli yang hanya terdiri dari 2(dua) perusahaan saja disebut Duopoli.
8.9.4.2. Karekteristik Pasar Oligopoli
1. Menghasilkan barang standard atau barang berbeda corak
(differenciated products).
2. Kekuasaan menentukan harga ada kalanya lemah dan ada kalanya sangat
kuat. Jika diantara produsen oligopoli yang terdapat dipasar tidak melakukan
kerjasama(non collusive), maka kekuasaan menentukan harga sangat
terbatas(lemah). Tetapi kalau diantara produsen oligopoli terswebut berkolusi
dalam menetapkan harga, maka kekuasaan mereka dalam menentukan harga
adalah sangat kuat, yaitu menyerupai monopoli.
3. Pada umumnya perusahaan oliopoli perlu melakukan promosi secara iklan.
Iklan secara terus menerus diperlukan oleh produsen oligopoli yang
menghasilkan barang yang berbeda corak. Kegiatan promosi secara iklan yang
sangat aktif tersebut adalah untuk dua tujuan, yaitu menarik pembeli baru dan
mempertahankan pembeli lama.
8.9.4.3. Konsep Pasar Oligopoli
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.
Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas. Batasan tentang struktur pasar oligopoli sering dikaitkan dengan jumlah produsen yang sedikit, tetapi seperti telah diuraikan pengertian sedikit itu sangatlah relatif. Dapat saja terjadi jumlah produsen (bisa juga pedagang) ratusan, tetapi strukturnya tetap merupakan oligopoli. Pengertian ini lebih relevan kalau yang dimaksudkan adalah pasar dikuasai oleh sedikit produsen atau sedikit penjual. Dalam pengertian yang sedikit ini masih terjadi variasi, ada yang mengatakan 4 perusahaan, ada yang mengatakan 8 perusahaan, tetapi ada juga penguasaan sebagian besar oleh 20 perusahaan. Lazimnya sekitar empat dan delapan perusahaan yang menguasai pasar.
Jenis-jenis oligopoli juga tidaklah sesederhana yang dipelajari dalam teori-teori ekonomi mikro. Tetapi secara garis besar dapat dibagi 2, yakni kolusif dan tidak kolusif kalau dilihat dari perilakunya, dan dilihat dari penguasaan pasar dapat juga dibagi dua, yakni oligopoli penuh dan parsial. Jenis-jenis oligopoli ini berkaitan pula dengan perilakunya yang akan diuraikan pada bagian kedua.
Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan reaksi, khususnya pada barang-barang yang bersifat homogen atau identik dengan kartel (kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga, untuk membatasi suplai dan kompetisi), sehingga ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini sebagiknya digabung dengan ketentuan yang mengatur mengenai kartel .
Seperti industri transportasi udara, Telkom mewarisi struktur pasar monopoli-ologopoli. Kedua industri ini sangat padat modal, sehingga di masa lalu negara mengambil inisiatif dengan memprakarsai lebih dulu melalui pembentukan BUMN. Tetapi lambat laun swasta mulai masuk
ke dalam pasar tersebut sehingga semakin banyak pesaing-pesaing baru yang terlibat.
Tetapi lambat laun produk-produk teknologi baru dalam bidang komunikasi ternyata memberi tekanan pada persaingan yang lebih dan semakin terbuka luas. Produk Flexi, Esia dan sejenisnya mulai memberi tekanan pada pasar seluler sehingga banyak item biaya dikurangi.
8.9.4.4. Jenis-jenis Pasar Oligopoli
Jenis-jenis pasar Oligopoli
Berdasarkan produk yang diperdagangkan, pasar oligopoli dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu
1. Pasar oligopoli murni (pure oligopoly)
Ini merupakan praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan merupakan barang yang bersifat identik, misalnya praktek oligopoli pada produk air mineral dalam kemasan atau semen.
2. Pasar oligopoli dengan pembedaan (differentiated oligopoly)
Pasar ini merupakan suatu bentuk praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan dapat dibedakan, misalnya pasar sepeda motor di Indonesia yang dikuasai oleh beberapa merek terkenal seperti Honda, Yamaha dan Suzuki .
8.9.4.5. Analisis Perilaku Produsen Oligopoli Dalam Memaksimumkan Profit
Dalam pasar oligopoli paling tidak dapat dibedakan dua keadaan yang
mempengaruhi analisis terhadap perilaku perusahaan dalam memaksimumkan
profit.
1. Tidak terdapat kerjasama diantara perusahaan-perusahaan yang
terdapat di dalam pasar oligopoli.
2. Perusahaan-perusahaan didalam pasar oligopoli secra diam-diam
menjalin kerjasama didalam menentukan harga dan tingkat output yang harus
dijual.
8.9.4.6. Pasar Oligopoli Tanpa Kesepakatan (Non Collusive Oligopoly)
Jika didalam pasar oligopoli tidak terdapat kesepakatan diantara produsen yang
terdapat di pasar, maka setiap tindakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan akan memancing reaksi dari perusahaan lain. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan yang lain juga akan ikut menurunkan harga. Sebab jika ia tidak ikut menurunkan harga, maka ia akan ditinggalkan ole banyak pelanggannya yang beralihpada produk perusahaan yang telah diturunkan harganya. Sehingga agar tidak banyak kehilangan pelanggan, maka ia harus ikut menurunkan harga.
“Dengan demikian dalam pasar non collusive oligopoly
penurunan harga produk akan mendorong perusahaan-perusahaan lain ikut menurunkan harga”.
Sebaliknya jika suatu perusahaan didalam pasar non collusive oligopoly menaikan
harga, maka perusahaan lain tidak akan ikut-ikutan menaikan harga. Jika ia tidak ikut
menaikan harga, maka ia akan mendapat tambahan pelanggan yang bersal dari
pelanggan perusahaan yang telah menaikan harga.
Kurva Permintaan Perusahaan Non Collusive Oligopoly
Cara menggambar kurva permintaan suatu perusahaan oligopoli yang tidak
melakukan kesepakatan dengan perusahaan lain yang berada dalam pasar yang sama
dilakukan berdasarkan reaksi perusahaan-perusahaan lain apabila harga produk suatu
perusahaan mengalami perubahan(diturunkan atau dinaikan). Gambar 1. berikut ini
menunjukan proses penggamabran kurva permintaan(deman curve) produsen non
collusive oligopoly yang berupa kurva bengkok(kinked demand curve).
Kurva D1 adlah kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan oligopoli dengan
asumsi apabila ia merubah(menaikan atau menurunkan) harga maka perusahaan lain
tidak memberikan reaksi atas perubahan harga tersebut. Sedangkan kurva D2 adalah
kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan oligopoli dengan asumsi perubahan
harga produk yang dilakukannya akan diikuti oleh perusahaan lain yang ada didalam
industri yang sama.
1. Untuk persaingan sempurna ada harus ada masuk gratis dan keluar untuk industri oleh perusahaan lain, produk harus identik (homogen), produsen dan konsumen harus memiliki informasi yang lengkap dan sempurna dan kurva biaya harus berbentuk U. Jika ada biaya horizontal kurva maka ini mengasumsikan bahwa ada skala hasil konstan dan kita tidak ada keseimbangan.
a. kombinasi-kombinasi yang membutuhkan pengeluaran sama
b. kondisi persaingan sempuran
c. bukan kondisi persaingan sempurna
d. semua jawaban di atas salah
e. kombinasi-kombinasi yang membutuhkan pengeluaran berbeda
2. Dalam permintaan persaingan sempurna harus sama dengan penawaran atau kesediaan untuk membayar unit terakhir dibeli oleh konsumen (seperti ditunjukkan oleh harga) harus sama dengan biaya penyediaan bahwa unit .
a. biaya total
b. biaya marjinal
c. biaya rata-rata
d. biaya maximum
e. biaya sebagian
3. Dalam monopoli beberapa orang yang siap untuk membayar lebih dari harga pasar Pm tetapi mendapatkan harga ini . tetapi
a. menginvestasikannya
b. memanfaatkannya
c. menjualnya
d. menerimanya
e. semua jawaban salah
4. Manakah dari berikut ini tidak dapat digolongkan sebagai struktur pasar?
a. Oligopoli.
b. Komunisme.
c. Sempurna Persaingan.
d. Monopoli Persaingan
e. Monopolistis
5. Pendapatan dan jumlah penduduk adalah dua variabel yang dapat digunakan dalam ?
a. Gaya Hidup
b. Perilaku
c. Demografis
d. Psikografis
e. Kebutuhan
6. Paling tidak menuntut penargetan strategi dalam pemasaran internasional adalah:
a. Fokus
b. Terkonsentrasi
c. Dibedakan
d. Dibeda-bedakan
e. Sama
7. Faktor-faktor ekonomi yang harus dianalisis oleh organisasi-organisasi yang ingin memperluas di pasar internasional?
a. Daya Beli
b. Ketenagakerjaan
c. Suku Bunga
d. a, b, dan c Salah
e. a, b, dan c Benar
8. Bagaimana pemasar menggunakan distribusi umur penduduk di pasar?
a. Pemasar dapat menggunakannya untuk mengidentifikasi pola-pola perilaku dalam setiap kelompok umur.
b. Pemasar dapat menggunakannya untuk mengidentifikasi pola-pola gaya hidup dalam berbagai kelompok umur.
c. Pemasar dapat menggunakannya untuk mengidentifikasi daya beli penduduk di setiap negara.
d. Pemasar dapat menggunakannya untuk mengidentifikasi potensi jumlah pelanggan di berbagai kelompok umur.
e. Pemasar dapat menggunakannya untuk mengidentifikasi potensi jumlah pelanggan di berbagai daerah.
9. Ketika sebuah organisasi rumah tangga menjual barang elektronik dan listrik mengevaluasi pasar internasional mengingat memasuki mereka, merupakan faktor penting diperhitungkan diwakili oleh ?
a. Teknologi yang faktor
b. Faktor ekonomi
c. Karakteristik demografi
d. Faktor budaya
e. Lingkungan
10. Salah satu dari pernyataan berikut yang tidak variabel di dalam segmentasi demografis ?
a. Tingkat kelahiran
b. Pendapatan
c. Gaya hidup konsumen
d. Gender
e. Jenis kelamin
1. c. bukan kondisi persaingan sempurna
2. b. biaya marjinal
3. b. memanfaatkannya
4. b. komunisme
5. c. demografis
6. a. focus
7. e. a, b, dan c benar
8. c. pemasar dapat menggunakannya untuk mengidentifikasi daya beli penduduk di setiap negara
9. b. faktor ekonomi
10. a tingkat kelahiran
DAFTAR PUSTAKA
E-dukasi.net
Buku Paket SMA 3 IPS,Ekonomi
Ekonomi Pertanian Karya Ratya Anindita, dkk.
http://herro.ngeblogs.com/2009/10/25/tugas-makalah-ekonomi/ Indoskripsi.net
http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail2&ID=448
http://www.kevinhinde.com/elearning/pdgamelong.htm
Nama : Katrina Margareth
Kelas : 2KA21
NPM : 11108103
Program Studi Sistem Informasi
Universitas Gunadarma
2010
DAFTAR ISI
Daftar Isi……………………………………………………………..ii-iii
Kata Pengantar………………………………………………..........iv
Isi……………..............................................................................5-39
Bab 5 Perilaku Produsen
5.1. Perilaku dan Fungsi Produksi
5.1.1. Produsen
5.1.2. Fungsi Produksi
5.1.2.1. Elastisitas Produksi dan Daerah-Daerah Produksi
5.2. Produksi Optimal
5.3. Least Cost Combination (Kombinasi Dua Input dengan Biaya Terendah)
Latihan Soal Bab 5
Kunci Jawaban Bab 5
Bab 6&7 Ongkos dan Penerimaan
6.7.1. Macam-macam Ongkos
6.7.2. Kurva Ongkos
6.7.3. Penerimaan (Revenue)
6.7.4. Keuntungan Maksimum
6.7.4.1. Pendekatan Total
6.7.4.2. Pendekatan Marginal
6.7.4.3. Pendekatan Rata-Rata
Latihan Soal Bab 6&7
Kunci Jawaban Bab 6&7
Bab 8&9 Struktur Pasar
8.9.1. Pasar Persaingan Sempurna
8.9.1.1. Pengertian
8.9.1.2. Ciri-ciri Pasar Persaingan Sempurna
8.9.1.3. Kebaikan dan Keburukan Pasar persaingan Sempurna
8.9.1.4. Kelebihan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna
8.9.2. Pasar Monopoli
8.9.2.1. Pengertian
8.9.2.2. Konsep Pasar Monopoli
8.9.2.3. Ciri-ciri Pasar Monopoli
8.9.2.4. Penentuan Tingkat Harga dan Output Produsen Monopoli
8.9.3. Pasar Monopolistis
8.9.4 Pasar Oligopoli
8.9.4.1. Pengertian
8.9.4.2. Karakteristik Pasar Oligopoli
8.9.4.3. Konsep Pasar Oligopoli
8.9.4.4. Jenis-jenis Pasar Oligopoli
8.9.4.5. Analisis Perilaku Produsen Oligopoli Dalam Memaksimumkan Profit
8.9.4.6. Pasar Oligopoli Tanpa Kesepakatan (Non Collusive Oligopoly)
Latihan Soal Bab 8&9
Kunci Jawaban Bab 8&9
Daftar Pustaka………………………………………………………..40
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah mata kuliah Teori Organisasi Umum 2 .
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Teori Organisasi Umum 2 . Atas tersusunnya makalah ini, tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada:
a) Bapak Nurhadi (Dosen mata kuliah Teori Organisasi Umum 2) yang telah membimbing saya dalam menyusun makalah ini .
b) Kepada orang tua saya yang selalu memberi dukungan dan membantu dalam pengerjaan makalah ini.
c) Rekan-rekan 2KA21 dan semua pihak yang turut membantu saya sampai makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Saya sadar bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna oleh karena itu seluruh kritik dan saran yang ada relavansinya dengan makalah ini akan saya terima dari pembaca .
Bekasi , Maret 2010
Penyusun
Perilaku Produsen
5.1 Produsen dan Fungsi Produksi
5.2 Produksi Optimal
5.3 Least Cost Combination
5.1. Produsen dan Fungsi Produksi
5.1.1. Produsen
Produsen adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengolah barang mentah atau barang setengah jadi menjadi barang yang siap untuk dikonsumsi . Kegiatan produsen disebut kegiatan produksi . Untuk menghasilkan barang dan jasa , produsen menggunakan factor-faktor produksi seperti alam , tenaga kerja ,dan modal .
5.1.2. Fungsi Produksi
Setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang disebut fungsi produksi. Secara matematis fungsi produksi tersebut dapat dinyatakan:
Y = f (X1, X2, X3, ……….., Xn) (Secara umum)
dimana :
Y = tingkat produksi (output) yang dihasilkan.
X1, X2, X3, ……, Xn = berbagai faktor produksi (input) yang digunakan.
Fungsi produksi harus dinyatakan dalam bentuknya yang spesifik, seperti misalnya:
a) Y = a + bX ( fungsi linier)
b) Y = a + bX – cX2 ( fungsi kuadratis)
c) Y = aX1bX2cX3d ( fungsi Cobb-Douglas), dan lain-lain.
Sifat fungsi produksi diasumsikan tunduk pada suatu hukum yang disebut :
The Law of Diminishing Returns (Hukum Kenaikan Hasil Berkurang).
5.2. Produksi Optimal
Konsep efisiensi dapat dipandang dari dua aspek, yaitu :
1. Aspek teknis
Untuk menentukan tingkat efisiensi dan produksi optimum secara teknis ini cukup dengan diketahuinya fungsi produksi.
2. Aspek ekonomis
Untuk menentukan tingkat produksi optimum menurut konsep efisiensi ekonomis, tidak cukup hanya dengan mengetahui fungsi produksi. Ada syarat lagi yang harus diketahui, yaitu rasio harga harga input-output. Secara matematis, syarat tersebut adalah sebagai berikut.
Keuntungan () dapat ditulis : = PY.Y - Px.X,
di mana :
Y = jumlah produk;
PY = harga produk;
X = faktor produksi;
Px = harga faktor produksi.
5.3. Least Cost Combination (Kombinasi Dua Input Dengan Biaya Terendah)
1. Produksi suatu barang dapat didefinsikan sebagai:
a. perubahan benar dari input (masukan) menjadi output (keluaran)
b. perubahan sifat barang
c. perubahan tempat barang berada
d. perubahan pemilikan barang
e. semua jawaban di atas salah
2. Dalam membicarakan fungsi produksi dan fungsi ongkos dikenal adanya pengertian
jangka pendek (short-run), yaitu :
a. waktu yang sangat pendek
b. waktu kurang dari 1 (satu) bulan
c. waktu kurang dari 1 (satu) tahun
d. waktu lebih dari 1 (satu) hari
e. semua jawaban di atas salah
3. Fungsi produksi suatu barang adalah menunjukkan hubungan (antara input dan ouput )
a. ekonomis
b. teknis
c. teknis dan ekonomis
d. semua jawaban benar
e. semua jawaban salah
4. Dalam fungsi produksi dikenal adanya "the state of technology" yang dimaksudkan
Sebagai :
a. ketidakmampuan input dalam berproduksi
b. teknologi pemerintah
c. kemampuan faktor produksi untuk menghasilkan sesuatu barang
d. semua jawaban benar
e. semua jawaban di atas salah
5. Di dalam fungsi produksi jangka pendek dikenal adanya suatu hukum yang disebut :
a. hukum Goosen
b. hukum perdata
c. hukum tambahan hasil yang menurun
d. hukum menurunnya pendapatan
e. semua jawaban di atas salah
6. Di dalam fungsi produksi jangka pendek dikenal ada 3 (tiga) daerah atau tahapan
produksi yang rasional dan tidak rasional. Daerah produksi yang disebut rasional adalah:
a. mulai 0 sampai produksi maksimum
b. mulai 0 sampai produksi optimal
c. mulai produksi optimal sampai produksi maksimal
d. setelah produksi maksimal
e. semua jawaban di atas salah
7. Keseimbangan produsen dalam jangka panjang ditunjukkan oleh :
a. berpotongaannya Isoquant dengan Isocost
b. berpotongannya Isoquant dengan Isoprofit
c. bersinggungannya Indifference curve dengan Isocost
d. bersinggungannya Isoquant dengan Isorevenue
e. bersinggungannya Isoquant dengan Isocost
8. Dalam fungsi biaya juga dikenal adanya fungsi biaya jangka pendek dan fungsi biayfa
jangka panjang. Fungsi biaya jangka pendek adalah :
a. fungsi biaya yang pendek (murah)
b. fungsi biaya di mana ada satu input tetap dalam proses produksi
c. fungsi biaya di mana semua inputnya variabel
d. semua jawaban benar
e. semua jawaban di atas salah
9. Hubungan antara output dengan biaya produksi sering disebut sebagai fungsi biaya
Karena :
a. antara ouput dengan input berhubungan
b. antara output dengan harga input berhubungan
c. antara harga output dengan input berhubungan
d. semua jawaban benar
e. semua jawaban di atas salah
10. Pada saat APP maksimum pada fungsi produksi jangka pendek:
a. total output mencapai maksimum
b. total output mencapai optimum
c. total output menurun
d. total ouput sama dengan nol
e. semua jawaban di atas salah
1. a. perubahan benar dari input (masukan) menjadi output (keluaran)
2. b. waktu kurang dari 1 (satu) bulan
3. d. semua jawaban benar
4. e. semua jawaban di atas salah
5. e. semua jawaban di atas salah
6. b. mulai 0 sampai produksi optimal
7. e. bersinggungannya Isoquant dengan Isocost
8. e. semua jawaban di atas salah
9. e. semua jawaban di atas salah
10. a. total output mencapai maksimum
Ongkos dan Penerimaan
6.7.1.Macam-macam Ongkos
6.7.2.Kurva Ongkos
6.7.3.Penerimaan (Revenue)
6.7.4.Keuntungan Maximum
6.7.4.1. Pendekatan Total
6.7.4.2. Pendekatan Marginal
6.7.4.3. Pendekatan Rata-rata
6.7.1. Macam-macam Ongkos
Macam-macam ongkos adalah sebagai berikut :
1. Total Fixed Cost (Ongkos Total Tetap) adalah jumlah ongkos yang tetap yang tidak dipengaruhi oleh tingkat produksi . contoh : penyusutan , sewa , dsb .
2. Total Variabel Cost (Ongkos Variabel Total) adalah jumlah ongkos-ongkos yang dibayarkan yang besarnya berubah menurut tingkat yang dihasilkan . contoh : ongkos bahan mentah , tenaga kerja , dsb .
3. Total Cost (Ongkos Total) adalah penjumlahan antara ongkos total tetap yang dengan ongkos total variabel . TC = TFC + TVC .
4. Averege Fixed Cost (Ongkos Tetap Rata-Rata) adalah ongkos tetap yang dibebankan kepada setiap unit output .
5. Averege Fixed Cost (Ongkos Variabel Rata-Rata) adalah ongkos variabel yang dibebankan untuk setiap unit output .
6. Averege Total Cost (Ongkos Total Rata-Rata) adalah ongkos produksi yang dibebankan untuk setiap unit output .
7. Marginal Cost (Ongkos Marginal) adalah tambahan atau berkurangnya ongkos total karena bertambahnya atau berkurangnya satu unit output .
6.7.2. Kurva Ongkos
Kurva Ongkos adalah kurva yang menunjukan hubungan antara jumlah ongkos produksi dengan tingkat output yang dihasilkan .
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari gambar diatas sebagai berikut :
1. AVC minimum bila garis singgung kurva TVC melalui titik origin .
2. ATC minimum bila garis singgung TC melalui titik origin .
3. AVC dan ATC minimum bila keduanya memotong MC .
> Kurva Long Run Averege Cost (LRAC) adalah kurva yang menunjukan ongkos rata-rata yang paling minimum untuk berbagai tingkat produksi , apabila perusahaan selalu menambah kapasitas produksinya . LRAC Curve dibentuk dari kumpulan AC yang banyak sekali , maka bentuknya menyerupai huruf U .
Kurva LARC menyerupai bentuk huruf U disebabkan oleh :
1. Economies Of Scale / Increasing ReturnsTo Scale
Kurva LARC bergerak kekanan semakin menurun . Ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan produksi atau produktivitas , karena para pengusaha bisa memperbesar fasilitas produksi , sehingga terjadi penghematan ongkos produksi . Hal ini menyebabkan ongkos produksi rata-rata menjadi rendah . Faktor-faktor yang merupakan Economies Scale sebagai berikut :
a. Spesialisasi faktor produksi .
b. Penurunan harga bahan mentah , karena pembelian yang besar .
c. Hasil produk sampingan .
d. Perusahaan besar mendorong pengembangan fasilitas diluar perusahaan yang berguna baginya .
2. Diseconomies Of Scale / Decreasing Returns To Scale
Perusahaan yang terus berkembang besar pada suatu tingkat tertentu cenderung tidak efisien , sehingga produktivitasnya menurun . Akibatnya ongkos produksi menaik . Hal ini terlihat pada kurva LRAC sisi kanan menaik .
6.7.3. Penerimaan (Revenue)
Penerimaan atau Revenue adalah semua penerimaan produsen dari hasil penjualan barang atau outputnya . Macam-macam revenue adalah sebagai berikut :
1. Total Revenue (TR) adalah penerimaan total dari hasil penjualan output .
TR = P.Q dimana : P = Price / harga
Q = Quantity / jumlah barang
2. Averege Revenue (AR) adalah penerimaan perunit dari penjualan output .
3. Marginal Revenue (MR) adalah kenaikan atau penurunan penerimaan sebagai akibat dari penambahan atau pengurangan satu unit output .
Sifat-sifat dari konsep revenue sebagai berikut :
a. Total Revenue naik pada saat Eh dari kurva permintaan (AR) lebih dari 1 yang berarti penurunan harga 1% , berakibat kenaikan permintaan lebih dari 1% .
b. Total Revenue maksimum pada Eh=1
c. Total Revenue turun pada saat Eh < 1 yang berarti penurunan harga 1% berakibat kenaikan permintaan kurang dari 1% .
6.7.4. Keuntungan Maksimum
Dalam menentukan keuntungan maksimum ada 2 cara sebagai berikut :
1. Keuntungan maksimum dicari dengan jalan mencari selisih antara keuntungan maksimum dengan ongkos minimum .
2. Keuntungan maksimum terjadi pada saat MR = MC .
6.7.4.1. Pendekatan Total
Adalah seluruh jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari menjual barangjang diproduksikannja dinamakan hasil penjualan total (TR —yaitu dari perkataan Total Revenue}. Telah diterangkan bahwa dalam persaingan sempurna harga tidak akan berubah walau bagaimanapun banyaknya jumlah barang yang dijual perusahaan. Ini menyebabkan kurva penjualan total (TR) adalah berbentuk garis lurus yang bermula dari titik O .
Tabel 1
Mencari Keuntungan Maksimum dengan Pendekatan Total
Q P TR TC Laba Maksimum
0
10
20
30
40
50
60
70
80 30
30
30
30
30
30
30
30
30 0
300
600
900
1200
1500
1800
2100
2400 50
400
600
825
1100
1300
1500
2000
2500 -50
-100
0
75
100
200
300
100
-100
6.7.4.2. Pendekatan Marginal
Adalah Satu konsep (istilah) mengenai hasil penjualan yang sangat penting untuk diketahui dalam analisis penentuan harga dan produksi oleh suatu perusahaan adalah pengertian hasil penjualan marjinal (MR— yang merupakan singkatan dari perkataan Marjinal’Revenue), yaitu tambahan hasil penjualanjangdiperoleh perusahaan dari menjual satu unit lagi barangyang diproduksikannja. Dalam pasar persaingan sempurna berlaku keadaan berikut harga — hasil penjualan rata-rata — hasil penjualan marjinal. kurva d() = AR0 = MRn menggambarkan kesamaan tersebut pada harga Rp 3000, dan kurva d0 = AR0 = MR0 menggambarkan kesamaan tersebut pada harga Rp 6000 .
Tabel 2
Mencari Keuntungan Maksimum dengan Pendekatan Marginal
Q TR TC AC MR MC Laba Maksimum
0
10
20
30
40
50
60
70
80 0
300
600
900
1200
1500
1800
2100
2400 50
400
650
875
1025
1225
1525
1925
2425
40
32.5
29.2
25.6
24.5
25.4
27.5
33
30
30
30
30
30
30
30
30
35
20
22.5
15
20
30
40
50
Keuntungan maksimum
6.7.4.3. Pendekatan Rata-Rata
Untuk suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hasil penjualan rata-rata (AR) adalah harga barang yang diproduksi perusahaan adalah Rp 3000 maka d0=AR0= MRQ adalah kurva permintaan yang dihadapi perusahaan. Dengan demikian kurva ini adalah kurva hasil penjualan rata-rata pada harga barang sebanyak Rp 3000 (dan dinyatakan sebagai AR^. Kalau harga barang yang dijual perusahaan adalah Rp 6000, kurva d} = AR} = MRj adalah kurva permintaan dan juga kurva hasil penjualan rata-rata pada harga Rp 600
1. Berbicara masalah ongkos dalam ekonomi berbeda dalam ongkos akuntansi, karena
dalam ekonomi hanya dikenal :
a. ongkos impliksit
b. ongkos eksplisit
c. ongkos marginal
d. semua jawaban benar
e. semua jawaban di atas salah
2. Output dikatakan optimal kalau adanya kesamaan antara :
a. AVC dengan AFC
b. AC dengan AFC
c. AC jangka panjang dengan MC
d. semua jawaban benar
e. semua jawaban di atas salah
3. Kurva AC jangka panjang (LAC) sering disebut juga sebagai:
a. kurva L - shaped
b. Kurva Amplop
c. Kurva U - shaped
d. semua jawaban benar
e. semua jawaban di atas salah
4. "Keuntungan Normal" didapat kalau :
a. si produsen normal
b. jalur perluasan produksi
c. marginal revenue = marginal cost
d. semuajawaban benar
e. semuajawaban di atas salah
5. Expansion Path adalah :
a. jalur output
b. jalur perluasan produksi
c. kurva ongkos variabel
d. semuajawaban benar
e. semuajawaban di atas salah
6. Dalam jangka panjang dikenal adanya 2 (dua) faktor yang menyebabkan bentuk
kurva LAC mula-mula naik, minimum kemudian menaik. Kedua faktor tersebut adalah :
a. constant returns to scale
b., decreasing dan increasing returns
c. economies dan diseconomies of scale
d. semuajawaban benar
e. semua jawaban di atas salah
7. Pada saat AC minimum maka :
a. MC lebih besar AC
b. MC sama dengan AC
c. MC lebih kecil AC
d. semua jawaban benar
e. semuajawaban di atas salah
8. Dalam membicarakan fungsi produksi dan fungsi ongkos dikenal adanya pengertian
jangka pendek (short-run), yaitu :
a. waktu yang sangat pendek
b. waktu kurang dari 1 (satu) bulan
c. waktu kurang dari 1 (satu) tahun
d. waktu lebih dari 1 (satu) hari
e. semua jawaban di atas salah
9. Kurva Engel menunjukkan hubungan :
a. antara tingkat pendapatan dengan pengeluaran
b. antara harga dengan pengeluaran
c. antara tingkat pendapatan dengan tingkat jumlah barang yang dibeli
d. antara utilitas dengan harga
e. semua jawaban di atas salah
10. Saturation point terjadi pada keadaan :
a. utilitas marginal sama dengan utlitas total
b. utilitas marginal positip
c. utilitas total maksimum
d. utilitas marginal maksimum
e. semua jawaban di atas salah
1. e. semua jawaban di atas salah
2. a. AVC dengan AFC
3. c. Kurva U – shaped
4. c. marginal revenue = marginal cost
5. b. jalur perluasan produksi
6. b., decreasing dan increasing returns
7. a. MC lebih besar AC
8. c. waktu kurang dari 1 (satu) tahun
9. c. antara tingkat pendapatan dengan tingkat jumlah barang yang dibeli
10. a. utilitas marginal sama dengan utlitas total
Struktur Pasar
8.9.1. Pasar Persaingan Sempurna
8.9.2. Pasar Monopoli
8.9.3. Pasar Monopolistis
8.9.4. Pasar Oligopoli
8.9.1. Pasar Persaingan Sempurna
8.9.1.1. Pengertian
Persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal, karena dianggap sistem pasar ini adalah struktur pasar yang akan menjamin terwujudnya kegiatan memproduksi barang atau jasa yang tinggi (optimal) efisiensinya .
Pasar persaingan sempurna dapat didefinisikan sebagai struktur pasar atauindustri dimana terdapat banyak penual dan pembeli, dan setiap penjual atau pun pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan di pasar .
Pasar persaingan sempurna (perfect competition) adalah sebuah jenis pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual bersifat homogen. Harga terbentuk melalui mekanisme pasar dan hasil interaksi antara penawaran danpermintaan sehingga penjual dan pembeli di pasar ini tidak dapat mempengaruhi harga dan hanya berperan sebagai penerima harga (price-taker). Barang dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat homogen dan tidak dapat dibedakan. Semua produk terlihat identik. Pembeli tidak dapat membedakan apakah suatu barang berasal dari produsen A, produsen B, atau produsen C? Oleh karena itu, promosi dengan iklan tidak akan memberikan pengaruh terhadap penjualan produk.
8.9.1.2. Ciri-ciri Pasar Persaingan Sempurna
1. Perusahaan Adalah Pengambil Harga .
Pengambil harga atau price taker berarti suatu perusahaan yang ada di dalam pasar tidak dapat menentukan atau mengubah harga pasar. Apa pun tindakan perusahaan dalam pasar, ia tidak akan menimbulkan perubahan ke atas harga pasar yang berlaku. Harga barang di pasar ditentukan oleh interaksi di antarakeseluruhan produsen dan keseluruhan pembeli. Seorang produsen adalah terlalu kecil peranannya di dalam pasar sehingga tidak dapat mempengaruhi penentuan harga atau tingkat produksi di pasar. Peranannya yang sangat kecil tersebut disebabkan karena jumlah produksi yang diciptakan seorang produsen merupakan sebagian kecil saja dari keseluruhan jumlah barang yang dihasilkan dan diperjualbelikan.
2. Setiap Perusahaan Mudah Ke Luar Atau Masuk
Sebaliknya apabila ada produsen yang ingin melakukan kegiatan di industritersebut, produsen tersebut dapat dengan mudah melakukan kegiatan yangdiinginkannya tersebut.
3. Menghasilkan Barang Serupa
Barang yang dihasilkan berbagai perusahaan tidak mudah untuk dibeda-bedakan. Barang yang dihasilkan sangat sama atau serupa. Tidak terdapat perbedaan yangnyata di antara barang yang dihasilkan suatu perusahaan dengan produksi perusahaan lainnya. Barang seperti itu dinamakan dengan istilah barang identical'atau homogenous. Persaingan yang berbentuk persaingan bukan harga atau nonprice competition yaitu persaingan dengan misalnya melakukan iklan dan promosi penjualan. Cara ini tidak efektif untuk menaikkan penjualan karena pembeli mengetahui bahwa barang-barang yang dihasilkan berbagai produsen dalam industri tersebut tidak ada bedanya sama sekali.
4. Terdapat Banyak Perusahaan di Pasar
Sifat ini meliputi dua aspek, yaitu jumlah perusahaan sangat banyak dan masing-masing perusahaan adalah relatif kecil kalau dibandingkan dengan keseluruhan jumlah perusahaan di dalam pasar. Sebagai akibatnya produksi setiap perusahaan adalah sangat sedikit kalau dibandingkan dengan jumlah produksi dalam industri tersebut. Sifat ini menyebabkan apa pun yang dilakukan perusahaan,
5. Pembeli Mempunyai Pengetahuan Sempurna Mengenai Pasar
Dalam pasar persaingan sempurna juga dimisalkan bahwa jumlah pembeli adalah sangat banyak. Namun demikian dimisalkan pula bahwa masing-masing pembeli tersebut mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai keadaan di pasar, yaitu mereka mengetahui tingkat harga yang berlaku dan perubahan-perubahan ke atas harga tersebut. Akibatnya para produsen tidak dapat menjual barangnya dengan harga yang lebih tinggi dari yang berlaku di pasar.
8.9.1.3. Kebaikan dan keburukan Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna memiliki bebarapa kebaikan dibandingkan pasar-pasar yang lainnya antara lain :
1. Persaingan sempurna memaksimumkan efisiensi
2. Kebebasan bertindak dan memilih
Disamping memiliki kebaikan-kebaikan, pasar persaingan sempurna juga memiliki keburukan-keburukan antara lain :
1. Persaingan sempurna tidak mendorong inovasi
Dalam pasar persaingan sempurna teknologi dapat dicontoh dengan mudah oleh perusahaan lain. Sebagai akibatnya suatu perusahaan tidak dapat meemperoleh keuntungan yang kekal dari mengembangkan teknologi dan teknik memproduksi yang baru tersebut. Oleh sebab itulah keuntungan dalam jangka panjang hanyalah berupa keuntungan normal, Karena walaupun pada mulanya suatu perusahaan dapat menaikkan efisiensi dan menurunkan biaya, perusahaan-perusahaan lain dalam waktu singkat juga dapat berbuat demikian. Ketidakkekalan keuntungan dari mengembangkan teknologi ini menyebabkan perusahaan-perusahaan tidak terdorong untuk melakukan perkembangan teknologi dan inovasi.
2.Persaingan sempurna adakalanya menimbulkan biaya sosial
3. Membatasi pilihan konsumen
Karena barang yang dihasilkan perusahaan-perusahan adalah 100 persen sama, konsumen mempunyai pilihan yang terbatas untuk menentukan barang yang akan dikonsumsinya.
4. Distribusi pendapatan tidak selalu merata
Suatu corak distribusi pendapatan tertentu menimbulkan suatu pola permintaan tertentu dalam masyarakat. Ini berarti distribusi pendapatan menentukan bagaimana bentuk dari penggunaan sumber-sumber daya yang efisien. Kalau distribusi pendapatan tidak merata maka penggunaan sumber-sumber daya (yang dialokasikan secara efisien) akan lebih banyak digunakan untuk kepentingan golongan kaya.
8.9.1.4. Kelebihan dan Kelemahan Pasar persaingan sempurna
1. barang yang tersedia di pasar banyak
2. Penjual dan pembeli mencapai kepuasan maksikmal
* Selain kelebihan, pasar persaingan sempurna mempunyai kelemahan yaitu :
1. penjual tidak berani membuat harga seenaknya sendiri
2. Hanya ada dalam kondisi perekonomian ideal.
8.9.2. Pasar Monopoli
8.9.2.1. Pengertian
Pasar monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein, menjual) adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai "monopolis". Sebagai penentu harga (price-maker), seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi harga dengan cara menentukan jumlah barang yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya. Walaupun demikian, penjual juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila penetapan harga terlalu mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang subtitusi (pengganti) produk tersebut atau —lebih buruk lagi— mencarinya di pasar gelap (black market).
Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar dimana didalam industri hanya terdapat 1(satu) perusahaan saja yang menghasilkan produk yang tidak ada penggantinya. Dengan demikian produsen monopoli menghadapi kurva permintaan seperti kurva permintaan pasar yang memiliki slope(berlereng) negative, yaitu menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Karena produsen monopoli sebagai satu-satunya penjual yang ada didalam pasar, maka ia sebagai penentu harga(price maker atau price setter).
8.9.2.2. Konsep Pasar Monopoli
Pasar monopoli timbul akibat adanya praktek monopoli, yaitu pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu pelaku usaha/penjual yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum. Berarti yang dimaksud dengan pasar monopoli adalah suatu bentuk hubungan antara permintaan dan penawaran yang dikuasai oleh satu pelaku ekonomi terhadap permintaan seluruh konsumen. Di dalam pasal 1 angka 1 UU Antimonopoli, monopoli didefinisikan suatu penguasaan atas produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok usaha.
Walaupun di pasar monopoli penjual tidak memiliki saingan, belum tentu ia dapat memperoleh keuntungan yang besar, hal ini mungkin saja terjadi bila biaya produksi berada di atas harga pasar.
Sehingga kurva permintaan yang ada di monopoli sama dengan kurva permintaan pasar. Di mana pada kurva permintaan pasar, kurva penerimaan rata-rata (AR) dan kurva penerimaan marginal (MR) dapat ditentukan. Bagi perusahaan monopolis, kurva penerimaan marginal (MR) lebih rendah dari harga, karena penjual harus menurunkan harga dengan tujuan barangnya dapat terjual.
Pada saat sekarang perusahaan yang seratus persen bersifat monopoli jarang ditemui, mungkin hanya beberapa komoditi jasa seperti telepon, gas, air dan listrik yang benar-benar dikuasai oleh penjual tunggal (di Indonesia dipegang oleh perusahaan pemerintah). Tetapi merekapun harus menghadapi persaingan dari industri lain, dan untuk jangka panjang tidak ada perusahaan yang benar-benar bebas dari serangan pesaing, artinya kemungkinan pasar monopoli tidak akan ada lagi.
8.9.2.3. Ciri-ciri Pasar Monopoli
Pasar monopoli dapat dicirikan oleh beberapa hal berikut ini, diantaranya:
1. Hanya terdapat satu penjual/produsen yang menguasai seluruh penawaran atas barang dan jasa tertentu
2. Barang dan jasa yang dijual tidak memiliki substitusi yang dekat, artinya tidak ada barang yang dapat menggantikan fungsi dari barang tersebut. Contoh: tidak ada barang pengganti yang bersamaan sifatnya dengan listrik, yang ada hanya barang pengganti yang berbeda sifatnya seperti gas.
3. Pasar/bidang usaha tidak dapat dimasuki oleh pihak lain
4. Penentuan harga dilakukan dan dikuasai oleh perusahaan, maka perusahaan monopoli disebut sebagai perusahaan penentu harga (price setter).
8.9.2.3. Penentuan Tingkat Harga dan Output Produsen Monopoli
Akibat kurva permintaan produsen monopoli yang memiliki slope yang negatif, maka jika ia ingin menjual produknya lebih banyak, maka ia harus menurunkan harga produk tersebut. Sehingga bagi produsen monopoli, MR
Sifat/Karakteristik Kurva MR.
1. Kurva MR selalu terletak dibawah kurva D, yang berarti nilai MR adalah
lebih rendah dari harga(P) pada berbagai tingkat output.
2. Pada saat kurva MR memotong sumbu kuantitas(MR=0), maka TR
maksimum.
3. Kurva memiliki slope 2 kali slope kurva D jika kurva demandnya linear.
Hal ini secra matematis dapa dijelaskan sbb:
Karena produsen monopoli adalah price setter maka fungsi permintaan yang
dihadapinya dapat dinyatakan : P = f(Q) atau P = a - bQ
Dimana :
a= titik potong krva dengan sumbu vertikal P(intersep).
b= slope dari kurva D.
TR = P.Q =(a – bQ)Q = aQ –bQ2
MR = dTR
dQ
MR = a – 2bQ, dengan demikian kurva MR memiliki slope absolut(2b) adlah dua
kali kemiringan(solpe) kurva D.
8.9.3. Pasar Monopolistis
8.9.4. Pasar Oligopoli
8.9.4.1. Pengertian
Pasar oligopoli adalah adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.
Pasar Oligopoli adalah suatu bentuk struktur pasar dimana hanya terdapat beberapa
perusahaan atau produsen(2-10) yang berada di pasar, baik secara independent
maupun secara diam-diam bekerja sama. Pasar oligopoli yang hanya terdiri dari 2(dua) perusahaan saja disebut Duopoli.
8.9.4.2. Karekteristik Pasar Oligopoli
1. Menghasilkan barang standard atau barang berbeda corak
(differenciated products).
2. Kekuasaan menentukan harga ada kalanya lemah dan ada kalanya sangat
kuat. Jika diantara produsen oligopoli yang terdapat dipasar tidak melakukan
kerjasama(non collusive), maka kekuasaan menentukan harga sangat
terbatas(lemah). Tetapi kalau diantara produsen oligopoli terswebut berkolusi
dalam menetapkan harga, maka kekuasaan mereka dalam menentukan harga
adalah sangat kuat, yaitu menyerupai monopoli.
3. Pada umumnya perusahaan oliopoli perlu melakukan promosi secara iklan.
Iklan secara terus menerus diperlukan oleh produsen oligopoli yang
menghasilkan barang yang berbeda corak. Kegiatan promosi secara iklan yang
sangat aktif tersebut adalah untuk dua tujuan, yaitu menarik pembeli baru dan
mempertahankan pembeli lama.
8.9.4.3. Konsep Pasar Oligopoli
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.
Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas. Batasan tentang struktur pasar oligopoli sering dikaitkan dengan jumlah produsen yang sedikit, tetapi seperti telah diuraikan pengertian sedikit itu sangatlah relatif. Dapat saja terjadi jumlah produsen (bisa juga pedagang) ratusan, tetapi strukturnya tetap merupakan oligopoli. Pengertian ini lebih relevan kalau yang dimaksudkan adalah pasar dikuasai oleh sedikit produsen atau sedikit penjual. Dalam pengertian yang sedikit ini masih terjadi variasi, ada yang mengatakan 4 perusahaan, ada yang mengatakan 8 perusahaan, tetapi ada juga penguasaan sebagian besar oleh 20 perusahaan. Lazimnya sekitar empat dan delapan perusahaan yang menguasai pasar.
Jenis-jenis oligopoli juga tidaklah sesederhana yang dipelajari dalam teori-teori ekonomi mikro. Tetapi secara garis besar dapat dibagi 2, yakni kolusif dan tidak kolusif kalau dilihat dari perilakunya, dan dilihat dari penguasaan pasar dapat juga dibagi dua, yakni oligopoli penuh dan parsial. Jenis-jenis oligopoli ini berkaitan pula dengan perilakunya yang akan diuraikan pada bagian kedua.
Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan reaksi, khususnya pada barang-barang yang bersifat homogen atau identik dengan kartel (kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga, untuk membatasi suplai dan kompetisi), sehingga ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini sebagiknya digabung dengan ketentuan yang mengatur mengenai kartel .
Seperti industri transportasi udara, Telkom mewarisi struktur pasar monopoli-ologopoli. Kedua industri ini sangat padat modal, sehingga di masa lalu negara mengambil inisiatif dengan memprakarsai lebih dulu melalui pembentukan BUMN. Tetapi lambat laun swasta mulai masuk
ke dalam pasar tersebut sehingga semakin banyak pesaing-pesaing baru yang terlibat.
Tetapi lambat laun produk-produk teknologi baru dalam bidang komunikasi ternyata memberi tekanan pada persaingan yang lebih dan semakin terbuka luas. Produk Flexi, Esia dan sejenisnya mulai memberi tekanan pada pasar seluler sehingga banyak item biaya dikurangi.
8.9.4.4. Jenis-jenis Pasar Oligopoli
Jenis-jenis pasar Oligopoli
Berdasarkan produk yang diperdagangkan, pasar oligopoli dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu
1. Pasar oligopoli murni (pure oligopoly)
Ini merupakan praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan merupakan barang yang bersifat identik, misalnya praktek oligopoli pada produk air mineral dalam kemasan atau semen.
2. Pasar oligopoli dengan pembedaan (differentiated oligopoly)
Pasar ini merupakan suatu bentuk praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan dapat dibedakan, misalnya pasar sepeda motor di Indonesia yang dikuasai oleh beberapa merek terkenal seperti Honda, Yamaha dan Suzuki .
8.9.4.5. Analisis Perilaku Produsen Oligopoli Dalam Memaksimumkan Profit
Dalam pasar oligopoli paling tidak dapat dibedakan dua keadaan yang
mempengaruhi analisis terhadap perilaku perusahaan dalam memaksimumkan
profit.
1. Tidak terdapat kerjasama diantara perusahaan-perusahaan yang
terdapat di dalam pasar oligopoli.
2. Perusahaan-perusahaan didalam pasar oligopoli secra diam-diam
menjalin kerjasama didalam menentukan harga dan tingkat output yang harus
dijual.
8.9.4.6. Pasar Oligopoli Tanpa Kesepakatan (Non Collusive Oligopoly)
Jika didalam pasar oligopoli tidak terdapat kesepakatan diantara produsen yang
terdapat di pasar, maka setiap tindakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan akan memancing reaksi dari perusahaan lain. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan yang lain juga akan ikut menurunkan harga. Sebab jika ia tidak ikut menurunkan harga, maka ia akan ditinggalkan ole banyak pelanggannya yang beralihpada produk perusahaan yang telah diturunkan harganya. Sehingga agar tidak banyak kehilangan pelanggan, maka ia harus ikut menurunkan harga.
“Dengan demikian dalam pasar non collusive oligopoly
penurunan harga produk akan mendorong perusahaan-perusahaan lain ikut menurunkan harga”.
Sebaliknya jika suatu perusahaan didalam pasar non collusive oligopoly menaikan
harga, maka perusahaan lain tidak akan ikut-ikutan menaikan harga. Jika ia tidak ikut
menaikan harga, maka ia akan mendapat tambahan pelanggan yang bersal dari
pelanggan perusahaan yang telah menaikan harga.
Kurva Permintaan Perusahaan Non Collusive Oligopoly
Cara menggambar kurva permintaan suatu perusahaan oligopoli yang tidak
melakukan kesepakatan dengan perusahaan lain yang berada dalam pasar yang sama
dilakukan berdasarkan reaksi perusahaan-perusahaan lain apabila harga produk suatu
perusahaan mengalami perubahan(diturunkan atau dinaikan). Gambar 1. berikut ini
menunjukan proses penggamabran kurva permintaan(deman curve) produsen non
collusive oligopoly yang berupa kurva bengkok(kinked demand curve).
Kurva D1 adlah kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan oligopoli dengan
asumsi apabila ia merubah(menaikan atau menurunkan) harga maka perusahaan lain
tidak memberikan reaksi atas perubahan harga tersebut. Sedangkan kurva D2 adalah
kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan oligopoli dengan asumsi perubahan
harga produk yang dilakukannya akan diikuti oleh perusahaan lain yang ada didalam
industri yang sama.
1. Untuk persaingan sempurna ada harus ada masuk gratis dan keluar untuk industri oleh perusahaan lain, produk harus identik (homogen), produsen dan konsumen harus memiliki informasi yang lengkap dan sempurna dan kurva biaya harus berbentuk U. Jika ada biaya horizontal kurva maka ini mengasumsikan bahwa ada skala hasil konstan dan kita tidak ada keseimbangan.
a. kombinasi-kombinasi yang membutuhkan pengeluaran sama
b. kondisi persaingan sempuran
c. bukan kondisi persaingan sempurna
d. semua jawaban di atas salah
e. kombinasi-kombinasi yang membutuhkan pengeluaran berbeda
2. Dalam permintaan persaingan sempurna harus sama dengan penawaran atau kesediaan untuk membayar unit terakhir dibeli oleh konsumen (seperti ditunjukkan oleh harga) harus sama dengan biaya penyediaan bahwa unit .
a. biaya total
b. biaya marjinal
c. biaya rata-rata
d. biaya maximum
e. biaya sebagian
3. Dalam monopoli beberapa orang yang siap untuk membayar lebih dari harga pasar Pm tetapi mendapatkan harga ini . tetapi
a. menginvestasikannya
b. memanfaatkannya
c. menjualnya
d. menerimanya
e. semua jawaban salah
4. Manakah dari berikut ini tidak dapat digolongkan sebagai struktur pasar?
a. Oligopoli.
b. Komunisme.
c. Sempurna Persaingan.
d. Monopoli Persaingan
e. Monopolistis
5. Pendapatan dan jumlah penduduk adalah dua variabel yang dapat digunakan dalam ?
a. Gaya Hidup
b. Perilaku
c. Demografis
d. Psikografis
e. Kebutuhan
6. Paling tidak menuntut penargetan strategi dalam pemasaran internasional adalah:
a. Fokus
b. Terkonsentrasi
c. Dibedakan
d. Dibeda-bedakan
e. Sama
7. Faktor-faktor ekonomi yang harus dianalisis oleh organisasi-organisasi yang ingin memperluas di pasar internasional?
a. Daya Beli
b. Ketenagakerjaan
c. Suku Bunga
d. a, b, dan c Salah
e. a, b, dan c Benar
8. Bagaimana pemasar menggunakan distribusi umur penduduk di pasar?
a. Pemasar dapat menggunakannya untuk mengidentifikasi pola-pola perilaku dalam setiap kelompok umur.
b. Pemasar dapat menggunakannya untuk mengidentifikasi pola-pola gaya hidup dalam berbagai kelompok umur.
c. Pemasar dapat menggunakannya untuk mengidentifikasi daya beli penduduk di setiap negara.
d. Pemasar dapat menggunakannya untuk mengidentifikasi potensi jumlah pelanggan di berbagai kelompok umur.
e. Pemasar dapat menggunakannya untuk mengidentifikasi potensi jumlah pelanggan di berbagai daerah.
9. Ketika sebuah organisasi rumah tangga menjual barang elektronik dan listrik mengevaluasi pasar internasional mengingat memasuki mereka, merupakan faktor penting diperhitungkan diwakili oleh ?
a. Teknologi yang faktor
b. Faktor ekonomi
c. Karakteristik demografi
d. Faktor budaya
e. Lingkungan
10. Salah satu dari pernyataan berikut yang tidak variabel di dalam segmentasi demografis ?
a. Tingkat kelahiran
b. Pendapatan
c. Gaya hidup konsumen
d. Gender
e. Jenis kelamin
1. c. bukan kondisi persaingan sempurna
2. b. biaya marjinal
3. b. memanfaatkannya
4. b. komunisme
5. c. demografis
6. a. focus
7. e. a, b, dan c benar
8. c. pemasar dapat menggunakannya untuk mengidentifikasi daya beli penduduk di setiap negara
9. b. faktor ekonomi
10. a tingkat kelahiran
DAFTAR PUSTAKA
E-dukasi.net
Buku Paket SMA 3 IPS,Ekonomi
Ekonomi Pertanian Karya Ratya Anindita, dkk.
http://herro.ngeblogs.com/2009/10/25/tugas-makalah-ekonomi/ Indoskripsi.net
http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail2&ID=448
http://www.kevinhinde.com/elearning/pdgamelong.htm
Langganan:
Postingan (Atom)